REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Koran ternama Israel, Haaretz, mengejek mimpi Israel menyerang Iran. Mereka menuliskan hal itu dalam konteks lambannya pemadaman kebakaran hutan di wilayah utara pendudukan. Seraya mengisyaratkan hal ini, Haaretz menulis, "Israel harus membuang pikiran kotornya untuk menyerang Republik Islam Iran, memadamkan api saja tak mampu."
Menurut laporan Fars News di Ramallah, pasca peristiwa kebakaran hutan Carmel di Haifa Tel Aviv mendapat kritikan pedas dari dewan pertahanan kota. Alov Ben, wartawan senior Haaretz dalam artikelnya menulis, kerugian akibat kebakaran hutan Carmel mengingatkan pada perang Yom Kippur di mana Dinas Pemadam Kebakaran Israel lamban memberikan pelayanan. Peristiwa kebakaran di hutan Carmel kembali membuktikan sejauh mana kesiapan Tel Aviv menghadapi bencana alam.
Ia menambahkan, lemahnya kinerja Dinas Pemadam Kebakaran dan tim penyelamat dalam mengontrol kebakaran di gunung Carmel menujukkan ketidaksiapan Tel Aviv melakukan serangan luas yang berdampak kerugian besar di dalam negeri.
Alov menekankan, meski mantan Ketua Mossad, Amos Yadlin memperingatkan berbagai hal bahwa perang di masa mendatang berbeda dengan perang sebelumnya yang dihadapi Tel Aviv. Menurutnya Israel akan berada di front terdepan dalam perang ini, oleh karena itu rezim ini membutuhkan kesiapan khusus guna melindungi warganya. Namun demikian, peringatan Yadlin ini tidak digubris oleh Tel Aviv.
Menyaksikan kondisi yang ada, Alov Ben menyimpulkan bahwa Israel tidak layak untuk memikirkan menyerang Iran karena jika hal ini dilakukan maka ribuan rudal akan menyerbu Israel. Ini berarti kehancuran bagi Rezim Zionis Israel. Ditambahkannya, usai perang kedua di Lebanon sistem pertahanan kota di Israel benar-benar lemah. "Seluruh laporan, riset dan manuver perang yang digelar untuk meningkatkan pertahanan dalam negeri sirna begitu saja dengan peristiwa kebakaran hutan Carmel," tulis Alov Ben.
Padahal saat kebakaran, Israel telah meminta bantuan kepada Yunani dan Cyprus. Pesawat-pesawat angkatan udara Perancis juga andil mengangkut warga yang terjebak api. Menurutnya seluruh bantuan negara-negara ini hanya dapat diperoleh saat terjadi bencana alam, namun jika dalam kondisi perang dan permintaan bantuan seperti ini tidak mungking didapatkan, apa yang akan diperbuat Tel Aviv.
Tanggung jawab pertahaan dalam negeri di Israel ditangani oleh tiga departemen, dinas tanggap darurat milik militer, polisi dan Dinas Pemadam Kebakaran serta Tim Penyelamat di bawah naungan Departemen Dalam Negeri. Di akhir tulisannya, Ben mengkritik sejumlah petinggi Tel Aviv. "Saat kebakaran ke mana Eli Yishai, menteri dalam negeri, Shimon Rhomah, ketua Dinas Pemadam Kebakaran," ungkap Alov Ben. Ia menuntut kedua pejabat ini mundur dari jabatannya karena sikapnya ini menujukkan ketidaklayakannya sebagai abdi masyarakat.