REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Indonesia terus berusaha mencari informasi nasib 11 nelayan Indonesia yang kapalnya tenggelam di Kutub Selatan, Senin (13/12).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Kusuma Habir, mengatakan sejauh ini yang baru diketahui adalah dua korban tewas dari nelayan asal Korea Selatan.
"Informasi lengkapnya terus dicari dari Kantor Operasional di Busan, Korsel," kata Kusuma, Senin siang.
Dari informasi sementara, kapal nelayan Korsel yang tenggelam itu bernama Insung 1 memuat 42 anak buah kapal (ABK). Tercatat ada 8 ABK asal Korsel, 8 ABK dari Cina, 11 ABK WNI, 11 ABK dari Vietnam, 3 ABK Filipina, satu ABK dari Rusia.
"Sudah ada 20 ABK yang diselamatkan, 17 ABK hilang, dan lima meninggal," kata Kusuma. Namun ia tidak merinci apakah ABK WNI termasuk yang selamat.
Juru bicara Badan Maritim Selandia Baru, Ross Henderson, mengatakan kapal tenggelam di Kutub Selatan yang suhu airnya sangat dingin. Suhu air diperkirakan mencapai dua derajat celcius.
"Ini membuat keselamatan para awak kapal dalam bahaya. Karena orang hanya bisa bertahan 10 menit di suhu ini sebelum ia akhirnya kena hipothermia," kata Henderson.