REPUBLIKA.CO.ID,Imelda Marcos menyambut gembira keputusan Mahkamah Agung Filipina yang mengembalikan rumah peristirahatan pantai yang disita pemerintah pada revolusi 1986. Hal ini memaksa Ferdinand Marcos lengser.
Imelda sudah lama menuntut kepemilikan kembali rumah tempat kelahiran ayahnya tersebut. Dia mengatakan negara tidak berhak menyita properti yang sudah jadi milik keluarga sebelum bertemu Ferdinand.
Vila di pulau Leyte itu memiliki 17 kamar tidur, lapangan golf, kolam renang, sejumlah pondokan dan paviliun. Keluarga Marcos sering menggunakan vila untuk menjamu para tamu dan teman dekat selama 20 tahun pemerintahannya.
Ferdinand Marcos, memerintah Filipina dengan tangan besi hingga 1986, sebuah periode dimana banyak aktivis ditangkap, diculik atau tewas. Keluarga Marcos dituduh mencuri milyaran dolar dari negara dan menyembunyikan kekayaan dalam sejumlah rekening bank rahasia di luar negeri, properti, perhiasan dan benda seni.
Mereka terpaksa menyingkir ke Amerika, tapi Imelda dan anak-anaknya kembali di tahun 1991, dua tahun setelah kematian Ferdinand di Hawaii. Imelda memenangkan 1 kursi parlemen rendah tahun ini dan putranya, Ferdinand Marcos Jr memenangkan posisi senat dan mengincar kedudukan presiden 2016.