REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN--Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengungkapkan sebagian besar pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) tidak sehat, sebab dari 562 PPTKIS, hanya 213 unit yang kondisinya sehat. Muhaimin di sela kunjungan ke Balai Latihan Kerja (BLK) PT Arni Family di Ungaran, Rabu, mengatakan, dari 349 PPTKIS yang tergolong tidak sehat itu, setengahnya dalam kondisi sedang, dan separuhnya lagi dalam keadaan jelek.
Untuk PPTKIS yang saat ini masih tergolong sehat, dia mengimbau untuk melanjutkan pengembangannya, sedangkan yang dalam kondisi tidak sehat didorong untuk memperbaiki fasilitas yang ada. "Tujuannya agar PPTKIS di Indonesia benar-benar sehat, punya sarana pelatihan dan fasilitas, dengan begitu bisa mendorong warga negera Indonesia yang ingin bekerja keluar negeri untuk benar-benar siap, baik bahasanya, keterampilannya, mentalnya, maupun pengetahuannya," katanya.
Menurut dia, PPTKIS yang tergolong sehat itu adalah yang memiliki balai latihan kerja, tempat uji kompetensi, tempat ketrampilan yang mengunakan standar internasional. Ia mengatakan, ada 38 kabupaten di Indonesia yang menjadi basis perekrutan TKI. Di tempat tersebut, pihaknya akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya agar warganya tetap bekerja di dalam negeri saja.
Selain itu, pihaknya juga akan memperhatikan khusus di 38 kabupaten tersebut, sehingga warganya punya lapangan pekerjaan yang baik. "Meskipun begitu pemerintah tidak melarang mereka jika ingin bekerja di luar negeri, tetapi syaratnya harus diawasi agar tetap dipastikan keterampilannya, keamanannya, dan keselamatannya," katanya.
Sedangkan lapangan pekerjaan untuk purna TKI, kata dia, pemerintah akan menyusun program rumah terampil, padat karya produktif, pelatihan kualitas pasar lokal, dan wirausaha produktif. Selain itu juga akan menyediakan mobil terampil yang kegiatannya akan bergerak ke kampung-kampung menjemput bola untuk melatih wirausaha baik yang purna TKI maupun calon TKI. "Dengan program tersebut, kita akan mendorong kualitas keterampilan warga negara di Indonesia0 karena sebanyak 51 persen angkatan kerja kita hanya dengan bekal sekolah dasar," katanya.