Kamis 16 Dec 2010 09:14 WIB

Survey: Mayoritas Muslim Dunia Inginkan Peran Islam dalam Politik

Umat muslim tengah shalat. (Ilustrasi)
Foto: TELEGRAPH
Umat muslim tengah shalat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT-Mayoritas umat Muslim di seluruh dunia menyambut peran signifikan Islam dalam kehidupan politik negaranya. Demikian hasil survey terbaru dari Pew Research Center, seperti dikutip LA Times pekan lalu. Namun demikian, umat Muslim memiliki sikap yang berbeda terhadap kelompok seperti Hamas dan Hizbullah.

Menurut survey, mayoritas Muslim di Pakistan, Mesir, Jordania, dan Nigeria ingin perubahan pada sistem hukum yang ada dengan mengizinkan hukuman seperti rajam bagi perzinahan, potong tangan untuk pencuri, dan hukuman mati bagi mereka yang murtad.

Sekitar 85%  umat Muslim Pakistan mengatakan akan mendukung aturan yang memisahkan pria dan wanita di tempat kerja.

Umat Muslim di Indonesia, Mesir, Nigeria, dan Jordania di antara yang paling antusias. Lebih dari tiga perempat responden di negara-negara ini menilai positif jika Islam memiliki pengaruh dalam politik. Menurut mereka, merupakan hal yang buruk jika Islam memegang peran kecil dalam politik.

Muslim Turki adalah yang paling terbelah sikapnya. Lebih dari separuhnya memiliki pandangan positif jika Islam berpengaruh dalam politik. Turki dalam tahun-tahun belakangan berjuang untuk menyeimbangkan sistem politik sekuler mereka dengan jumlah Muslim religius yang terus meningkat.

Banyak umat Muslim yang menggambarkan pergulatan di negeri mereka antara kelompok fundamentalis dengan moderat, terutama mereka yang merasa terancam dengan bangkitnya konservatisme.

Di antara para responden yang menggambarkan pergulatan ini, kebanyakan berpihak pada kelompok moderat. Ini terjadi di Lebanon dan Turki, berturut-turut 84 dan 74 persen. Mereka menyebut dirinya sebagai moderat yang berlawanan dengan fundamentalis.

Di Mesir dan Nigeria, bagaimanapun, lebih banyak yang menginkan arah sebaliknya. Menurut survey, 59 persen di Mesir dan 58 persen di Nigeria yang menggambarkan terjadinya pergulatan menyebut diri mereka kelompok fundamentalis.

Meski keseluruhan berpandangan positif jika Islam terlibat dalam sistem politik, mereka terbelah menyangkut kelompok seperti Hamas dan Hizbullah. Kedua kelompok ini menerima dukungan kuat responden di Yordania dan Lebanon. Sementara di negara-negara Muslim yang tak memiliki kaitan erat baik sejarah maupun kebudayaan dengan Palestina, seperti Pakistan dan Turki, responden cenderung menilai negatif Hamas dan Hizbullah.

Kelompok Alkaidah mendapatkan penolakan keras dari mayoritas responden di seluruh negara Muslim, kecuali Nigeria, di mana 49 persen responden memberikan kata setuju.

Survey dilakukan 12 April hingga 7 Mei di tujuh negara dengan populasi Islam terbesar. Sekitar delapan ribu orang menjalani wawancara langsung. Survey ini memiliki marjin kesalahan plus minus 3 persen untuk Pakistan, dan 4 persen untuk negara-negara lainnya.

sumber : LA Times
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement