REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengatakan, saat ini Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di berbagai negara ditugaskan untuk mencari pemain sepakbola berbakat yang berstatus warga negara maupun keturunan. Olahragawan di bidang olahraga lain pun dibidik.
"Menlu juga sudah menugaskan kepada seluruh KBRI dan Konjen sebagai pemantau bakat karena kan mereka yang tahu kondisi di luar neger seperti apa. Melihat ada WNI atau keturunan Indonesia yang pintar main bola, catur, panahan, lari, atau apa saja, dan dianggap pantas dilaporkan, maka akan dilaporkan," kata Andi.
Andi menyampaikan hal itu di Kantor Presiden, Jumat (17/12) sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna. Setelah dilaporkan, pemain itu akan dites. "Bila yang bersangkutan bersedia, apakah mau melamar menjadi WNI, maka kita akan proses naturalisasi. Bila dia pemegang paspor Indonesia, maka akan langsung masuk program Prima," katanya.
Meski demikian, kata Andi, pembinaan olahraga di dalam negeri harus jadi tulang punggung prestasi pembangunan olahraga Indonesia. "Tulang punggungnya tetap pembinaan olahraga di dalam negeri, mulai dari usia dini," katanya. Naturalisasi hanyalah terobosan jangka pendek yang kita perlukan untuk dinamisasi Timnas.
Andi Mallarangeng menambahkan, saat ini pihaknya dalam proses melakukan naturalisasi tiga pemain sepakbola yang akan bergabung dengan Timnas. Pemain berdarah Jerman, Kim Kurniawan, salah satu yang sedang diproses naturalisasi.
"Ada kira-kira perlengkapannya yang masih perlu diselesaikan. Staf saya dari PSSI dan Kim sedang melengkapinya. Baru setelah itu, dokumennya diproses lagi. Menkumham sudah menjawab, ada beberapa yang perlu dilengkapi lagi, maka kami coba segera lengkapi," kata Andi.
Dia mengatakan, Kim harus bersedia melepaskan kewarganegaaran yang lamanya karena pemain Timnas tidak bisa berkewarganegaraan ganda. "RI ini tidak bisa dimadu, harus satu kewarganegaraan," kata Andi. Hal itu berbeda dengan Filipina yang membolehkan pemain miliki dua kewarganegaraan.