Sabtu 18 Dec 2010 07:34 WIB

Pendiri Wikileaks Julian Assange Merasa Difitnah

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Djibril Muhammad
Julian Assange
Foto: AP
Julian Assange

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Upaya pemerintah Swedia untuk mengekstradisi Julian Asange karena tuduhan melakukan pelecehan seksual dianggap sebagai kampanye yang berbau fitnah. Hal itu tidak akan mengurangi upayanya untuk terus mempublikasikan beragam imformasi rahasia yang diperolehnya.

Assange saat ini telah berstatus bebas sejak Kamis (16/12) dengan jaminan dari pengadilan Inggris dan tinggal di sebuah rumah di Bungay, di Suffolk, timur Inggris setelah membayar uang jaminan senilai 312, ribu dolar AS dan mendekam di penjara London selama sembilan hari.

Sejauh ini Assange selalu menampik segala tudingan miring yang dilontarkan jaksa penuntut Swedia. ''Menurut pandangan saya, terdapat kepentingan lain dari kasus ini. Baik secara pribadi, domestik maupun internasional. Semuanya berasal dari proses dan mendorong ini semuanya bersama-sama. Tapi ini telah mempengaruhi sejumlah aspek penting di Eropa,'' katanya dalam sebuah wawancara dengan BBC.

Sebagai contoh, setiap orang di negara Eropa dapat diesktradisi ke negara Eropa lainnya tanpa ketentuan yang jelas atau bukti kuat lainnya. Pihaknya akan kembali menjalankan kegiatan seperti semula dengan cara yang lebih cepat dan benar. Tapi sejauh ini semua berjalan dengan baik meski dirinya tidak hadir. ''Ini fitnah yang sangat sukses dan salah,'' kata Assange seperti dikutip BBC setelah tiba di Suffolk.

Selain harusmembayar uang jaminan, Assange harus tinggal di sebuah rumah milik mantan tentara Inggris, Vaughan Smith yang berdekatan dengan kota Norwich, yang berjarak sekitar tiga jam dari kota London. Kondisi jaringan internet di kediaman Smith tidaklah terlalu baik.

Assange sendiri yang harus menjalani wajib lapor setiap hari harus mematuhi jam malam dan mmengenakan perlengkapan elektronik. Meski menjadi ringatan, namun tidak akan mengendurkan niat Assange untuk melanjutkan membocorkan sejumlah informasi rahasia AS.

Selain Swedia, Assange juga dicari pemerintah AS karena dianggap telah melakukan tindak kriminal dengan membocorkan informasi rahasia tersebut. Bahkan AS kabarnya telah membujuk Bradley Manning, seorang prajurit AS yang diduga telah membocorkan rahasia As kepada Assange, tawaran menarik bila bersedia menyebut Assange sebagai konspirator.

''Kami telah emmperoleh informasi dari salah seorang pengacara AS soal kemungkinan adanya tuntutan pelanggaran undang-undang spionase berdasarkan penyelidikan tim juri. tentunya ada upaya serius untuk menghancurkan kami secara organisasi dan individu,'' kata Assange.

Untuk itu sekelompok anggota dewan juri telah berada di Virginia untuk mempertimbangkan dakwaan terhadap dirinya. kemungkinan mereka akan menjaring Assange dengan dakwaan melanggar undang-undang spionase 1917, aturan penipuan menggunakan komputer 1986 sebagai upaya mengatasi kebebasan berbicara sesuai konstitusi AS.

Sejauh ini pria Australia berusia 39 tahun itu berkeyakinan dakwaan kasus seksual yang diajukan Swedia terkait dengan tuntutan yang diajukan AS. pemerintah AS sendiri akan lebih mudah mengekstradisi Assange dari Inggris ketimbang Swedia.

Namun, menurut Brisbanetimes.com baik WikiLeaks maupun Julian Assange sendiri tidak akan membocorkan atau melakukan pelanggaran di tanah airnya, meski Perdana Menteri Australia, Julia Gillard menyebut aktivitasnya sebagai 'ilegal' sejak dua pekan silam. Apa yang disampaikan WikiLeaks soal AS adalah suatu yang tidak bertanggung jawab.

Namun, sebagai warga Australia, Assange akan mendapat bantuan konsular sepenuhnya seperti warga Australia lain yang berada di berbagai negara. Masalah ini sebaiknya ditangani kepolisian federal untuk melihat apakah ada hukum Australia yang dilanggarnya.

Kasus penahanan Assange di Inggris telah menyedot perhatian banyak kalangan seperti aktor, penulis peraih hadiah Nobel hingga mantan menteri yang bersedia untuk mengumpulkan uang guna membebaskan Assange dari penjara.

sumber : BBC/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement