REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton Kamis (16/12) kemarin mendesak rezim Zionis Israel agar segera membuka seluruh perbatasan Jalur Gaza. Menurut laporan IRNA, Catherine Ashton pascapembicaraannya dengan George Mitchell, Wakil Khusus Amerika urusan Timur Tengah di Brussel mengatakan, "Seluruh perbatasan Jalur Gaza harus segera dibuka tanpa syarat agar bantuan kemanusiaan dapat memasuki kawasan ini dan ekspor impor kembali menggeliat di sana."
Ashton menegaskan kembali soal perubahan politik yang mendasar terkait masalah pemberian izin warga untuk bepergian secara bebas, perbaikan kondisi ekonomi dan rekonstruksi Gaza. "Masuknya bahan-bahan bangunan ke Gaza merupakan masalah vital bagi kawasan ini dan demi perbaikan kondisi Gaza," ujar Ashton.
Sejak Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007, rezim Zionis Israel memblokade kawasan ini. Tidak cukup itu, pasca blokade selama 18 bulan, rezim penjajah Israel mengagresi kawasan ini pada Desember 2008.
Rezim Zionis Israel dalam agresi brutalnya selama 22 hari menggunakan senjata-senjata terlarang seperti bom fosfor, uranium dan panas yang mengakibatkan lebih dari 1400 warga Gaza syahid dan 5500 lainnya cidera. Sementara kerugian yang di derita daerah ini ditaksir lebih dari 1,9 miliar dolar.
Di kawasan kecil Jalur Gaza ini hidup lebih dari 1,5 juta orang. Daerah paling penting di Jalur Gaza adalah kota Gaza yang populasi penduduknya mencapai 300 ribu orang dan termasuk kota paling padat di dunia.