Ahad 19 Dec 2010 09:14 WIB

Kerja Panitia Tiket AFF 2010 Dinilai Acak-Acakan

Antrean Tiket Piala AFF 2010
Foto: antara
Antrean Tiket Piala AFF 2010

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Calon penonton laga semifinal kedua AFF Suzuki Cup antara Indonesia dan Filipina menilai cara kerja panitia dalam mengatur sistem penjualan tiket acak-acakan. Selain itu panitia juga dinilai tidak tanggap dalam menyampaikan informasi ke kalangan masyarakat.

"Kami sama sekali tidak tahu kalau hari ini panitia tidak menjual tiket, padahal kami datang dari jauh dan sejak pagi sudah berada disini untuk mengantre," kata Chairul yang mengaku datang dari Bekasi bersama seorang rekannya di Jakarta, Sabtu (18/12).

Chairul merupakan salah seorang calon penonton yang ikut 'kecele' di ring road Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta pada hari Sabtu. Ia pun akhirnya mendapatkan kupon antrean dari panitia untuk pembelian tiket hari Minggu.

Chairul mengatakan dirinya merasa kesal dengan ketiadaan pengumuman dari panitia bahwa tiket justru baru dijual kembali pada hari-H pertandingan, Minggu. "Saya mendengar dari calon penonton lain kalau panitia baru memutuskan hal itu pada pagi hari. Kenapa jadwal penjualan tiket itu tidak diumumkan atau ditulis besar-besar sejak beberapa hari sebelumnya."

"Sepertinya panitia tidak berpikir kalau banyak calon pembeli yang bakal datang dari jauh. Merek seenaknya mengatur jadwal penjualan tiket," ujar mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bekasi ini dengan geram.

Kekesalan calon penonton tampak ketika ribuan calon pembeli tiket sempat berteriak-teriak meminta agar loket dibuka. Namun mereka yang kecewa kemudian melampiaskan kemarahannya dengan "menyerbu" kantor PSSI yang lokasinya berdekatan dengan loket penjualan tiket di Pintu X SUGBK.

Kemarahan tersebut sempat menjurus anarkis dengan aksi pengrusakan papan nama kantor PSSI dan juga menurunkan bendera PSSI kemudian membakarnya persis di halaman kantor induk organisasi sepak bola itu. Bahkan alat pembersih kaki (keset) yang bertuliskan "PSSI" pun ikut menjadi sasaran pembakaran meski tidak sampai ludes.

Aparat Satuan Pengamanan (Satpam) yang berjaga di ring road tak bisa berbuat banyak. Sedangkan aparat kepolisian baru tiba di tempat setelah massa meninggalkan tempat.

Chairul menambahkan dirinya khawatir jika tiket masih dijual saat hari H pertandingan akan berisiko lebih besar. "Kalau tiket masih dijual pada hari pertandingan dan seumpama jumlah tiket yang dijual tidak sebanding dengan jumlah calon penonton, jangan-jangan suasananya bisa lebih kacau," ujarnya.

Sementara dari informasi yang dapat dihimpun, dikabarkan tiket yang masih tersedia tinggal berkisar 5.000 hingga 6.000 lembar.

sumber : Ant
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement