Selasa 21 Dec 2010 06:16 WIB

Biden Sebut Assange 'Teroris Canggih'

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Djibril Muhammad
Wapres AS Joe Biden
Wapres AS Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, BUNGAY--Pemerintah AS tampaknya kian serius untuk memperoleh Julian Assange agar dapat diadili di AS setelah Departemen Kehakiman berupaya mencari dasar hukum yang kuat untuk menuntut pria asal Australia tersebut. Jaksa Agung AS Erick Holder mengakui penyelidikan atas Assange yang telah membocorkan 250 ribu dokumen rahasia AS masih berlanjut dan siapapun yang terlibat akan diproses.

Bila perlu, AS akan melarang memberikan informasi penting kepada media massa termasuk jaminan kebebasan mengeluarkan pendapat seperti yang tercantum dalam amandemen pertama konstitusi AS. Wakil Presiden AS, Joe Biden dalam sebuah wawancara seperti dikutip Guardian.co.uk, Ahad (19/12) mengakui ulah Assange itu telah menyulitkan pemerintah AS dalam menyelesaikan sejumlah persoalan dengan negara lain.

Pernyataan itu berbeda dengan ungkapan sejumlah pejabat Gedung Putih lainnya yang menyebutkan informasi yang dibocorkan WikiLeaks tidak memberikan dampak kerugian yang serius. "Dia membuat kami sulit melakukan bisnis dengan mitra kami," kata Biden.

Sebagai contoh banyak sekarang pejabat dari negara lain yang lebih menyukai bertemu secara langsung dengan dirinya seorang diri, dibanding dengan adanya staf di ruangan tertutup. "Kondisi ini membuat segalanya menjadi tidak mudah dan merugikan karena saya banyak bertemu dengan pejabat tinggi negara lain," tuturnya.

Bahkan Assange dinilai Biden sebagai 'terrorist hi tech'. Ungkapan itu adalah yang paling keras dilontarkan pejabat tinggi pemerintahan Obama. Mengenai upaya yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya kebocoran lebih jauh, Biden tidak menyebutkan dengan jelas. Namun, pihak Departemen Kehakiman sedang mengkaji langkah yang akan dilakukan.

Biden juga tidak menutup kemungkinan Assange akan dikenakan dakwaan kriminal bila dia terbukti membantu Bradley Manning, seorang analis intelijen AS yang selama ini banyak membantu Assange. Biden menilai bocoran informasi yang diperoleh Assange berbeda dari informasi yang biasa diperoleh wartawan.

"Bila dia terbukti berkonspirasi memperoleh informasi rahasia dengan melibatkan anggota militer AS, itu jelas berbeda dari bila seseorang secara tidak sengaja memberikan informasi kepada anda seorang wartawan. Ini informasi rahasia," jelas Biden.

Assange sendiri yang kini sudah menghirup udara bebas mengakui adanya upaya AS untuk mengekstradisi dirinya. Namun, hal itu tidak membuatnya gentar untuk terus membocorkan rahasia yang terkait dengan kepentingan AS di berbagai belahan dunia. Assange masih yakin dirinya saat ini menghadapi kampanye berbau fitnah terhadap dirinya dan organisasi.

Namun, sejumlah pejabat Swedia dan pengacara kedua wanita Swedia yang dikabarkan menjadi korban pelecehan Assange, menolak pernyataan Assange yang menyebutkan dakwaan yang ditujukan kepada dirinya lebih bermotif politik. Assange memperoleh status bebas dengan jaminan Kamis lalu dan kini tinggal di sebuah tempat di Timur London. Assange juga harus mengenakan perlengkapan elektronik dan dikenakan wajib lapor setiap hari kepada pihak berwajib.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement