REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Tembak-menembak yang melibatkan tentara pimpinan-Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan. Insiden itu terjadi di distrik Sangin, provinsi Helmand, di Afghanistan selatan, Selasa (21/12), daerah titik-nyala dalam perang sembilan tahun Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) melawan gerilyawan Taliban.
ISAF mengatakan tentaranya telah mendapat serangan dari gerilyawan dan, setelah tembak-menembak itu berakhir, lima mayat ditemukan. Pasukan itu sekarang ini sedang menilai apa yang telah terjadi, seorang jurubicara menambahkan.
"Gerilyawan telah menyerang pasukan koalisi dari sebuah komleks dengan tembakan senjata kecil dan senjata mesin," kata ISAF dalam satu pernyataan. "Laporan-laporan awal menunjukkan, setelah memperoleh pengenalan positif mengenai posisi gerilyawan, pasukan koalisi terlibat dengan serangan langsung dan tidak langsung.
"Setelah pertempuran itu, pasukan koalisi melakukan penilaian kerusakan perang dan menemukan lima korban sipil." Insiden itu dilukiskan sebagai "tragedi" oleh Letnan Kolonel Patrick Hynes dari ISAF.
"Kami menyadari bahwa gerilyawan dengan maksud tertentu melakukan serangan terhadap pasukan bersahabat dengan menggunakan rumah warga sipil yang tak bersalah," ia menambahkan.
Korban tewas sipil akibat perang di Afghanistan meningkat 20 persen dalam 10 bulan pertama tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu, kata PBB. Hitungan sebelumnya menunjukkan ada 2.412 kematian dan 3.803 korban luka-luka pada waktu itu di antara warga sipil.