Jumat 24 Dec 2010 04:28 WIB

Derita Muslim AS: Ditolak Asuh Anak Hingga Dituding Pecinta Osama Bin Laden

Sandy Dahmra (kiri) dan Muhammad Kahlil (kanan)
Sandy Dahmra (kiri) dan Muhammad Kahlil (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, PATERSON, N.J.--Menjadi seorang muslim di negara yang mayoritas non-muslim memang butuh keteguhan hati. Paling tidak tatkala tekanan dari berbagai penjuru datang, seorang muslim dapat berdiri tegak menghadapi.

Kondisi demikianlah yang menimpa seorang ayah di New Jersey. Namanya Muhammad Kahlil. Saat ini ia tengah berjuang di pengadilan agama setempat untuk mendapat hak untuk mengasuh anak semata wayangnya. Namun apa daya, hukum setempat berbicara lain. Pengajuannya ditolak. Ia tidak diperkenankan alias dilarang mengasuh anak laki-lakinya hanya karena dirinya seorang muslim.

Kahlil mengatakan, dengan mengutip pengacaranya, bahwa dirinya secara terbuka tidak akan mendapatkan kembali hak asuh anaknya. Kahlil sudah tidak bertemu dengan anaknya yang berumur enam tahun sejak anaknya itu dibawa ibunya dari rumah dan tinggal bersama orang tua angkat tanpa alasan yang tidak diketahui, karena alasan privasi hukum.

Kahlil sudah tidak menetap di tempat tersebut dan telah berpisah dengan ibu dari anak tersebut. Kahlil mengatakan kepada pengacaranya bahwa ia ingin kasusnya ditutup sehingga tidak terpublikasi. Akhirnya, Kahlil mengatakan bahwa ia hanya ingin anak laki-laki kecilnya itu kembali.

"Saya hanya ingin anak saya. Saya ingin anak saya," ujarnya berulang-ulang kali yang memecahkan telinga. "Saya berpikir, saya telah mendapatkan semua alasan untuk mendapatkan anak saya kembali, dengan memberikannya mainan, bermain bersamanya," tuturnya lagi.

Kahlil mengaku telah bekerja sama dengan pengacara lain sebelumnya, tapi dalam perkembangan kasusnya tidak pernah ada saksi. Departemen Anak dan Keluarga mengatakan telah "menyadari kejadian (kasus) yang dituduhkan tersebut " dan "mencari solusi dari tuduhan tersebut."

Staf Departemen mengatakan, pembicaraan tekait kasus Kahlil masih terus berlangsung dengan Lembaga Hubungan Islam-AS (Council on American Islamic Relations), yang akan membantu Kahlil dalam mendapatkan haknya. Sementara dalam konferensi persnya, Selasa (21/12) kemarin, Muhammaed Khalil mengatakan kepada Divisi Remaja dan Pelayanan Keluarga Pekerja bahwa dirinya menerima serangkaian penghinaan saat saat berada di Restoran Paterson yang ramai pengunjung.

Kahlil, pemegang kartu hijau dari Mesir itu, mengatakan seorang pengacara menanyakan kepadanya "dimana pisau kamu? Kamu akan menggorok leher saya" dan dia juga menanyakan "dimana bom yang kau simpan di dalam tubuhmu?"

Perempuan muslim lainnya, Sandy Dahmra, yang bersama Kahlil di restauran, dengan menduga-gua mengatakan, "pulang sana ke kampung halaman mu." Baik Kahlil dan Dahmra, mereka juga menerima perkataan langsung, termasuk seorang "teroris," "pengikut atau pencinta Bin Laden" dan "Kenapa kamu tidak menghubungi Tuhanmu."

sumber : newyork.cbslocal.com
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement