Jumat 24 Dec 2010 18:01 WIB

Sebelum Jadi Muslim, Mohammad Ikram Sudah Jatuh Cinta pada Islam

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Mohammad Ikram Loh Abdullah (kiri bersarung hitam) menerima penghargaan Tokoh Saudara Kita, pada 7 Desember lalu di Kedah, Malaysia
Foto: Bernama
Mohammad Ikram Loh Abdullah (kiri bersarung hitam) menerima penghargaan Tokoh Saudara Kita, pada 7 Desember lalu di Kedah, Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, JITRA, MALAYSIA--Ia suka membaca dan mengamati. Dua kebiasaan itu pula yang membuat ia jatuh hati terhadap Islam.

Mohammad Ikram Loh Abdullah yang dulunya bernama Loh Kim Hua, mengaku awalnya sering membaca buku-buku yang ditulis oleh salah satu ulama Malaysia tersohor, Datuk Ismail Kamus. Kadang-kadang, ketika masih berstatus non-muslim, ia mengunjungi ceramah seorang ulama Malaysia lain, Datuk Harun Din yang menurutnya sangat inspiratif.

Kedua tokoh tadi adalah idola Ikram. Dari mereka ia mempelajari Islam dan menemukan jawaban dari berbagai pertanyaannya. Pria berusia 52 tahun itu bekerja sebagai guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Mahawangsa-- tempat di mana ia mengucapkan ikrar Syahadat di usia 30-an tahun.

Namun sebenarnya Islam sudah dekat dihatinya sejak usia remaja. "Saya beralih ke Islam tidak karena pengaruh teman-teman kolega saya. Keinginan mendesak untuk menjadi Muslim datang dari dalam," aku anak ketiga dari enam bersaudara itu.