Jumat 24 Dec 2010 23:15 WIB

FKUB: Hati-hati Pahami Natal Bersama

Suasana perayaan natal di sebuah mal
Suasana perayaan natal di sebuah mal

REPUBLIKA.CO.ID, PALU-- Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah, KH Dahlan Tangkaderi, mengatakan, umat beragama jangan keliru memahami istilah Natal bersama yang dilakukan oleh umat Kristiani setiap 25 Desember.

"Natal bersama itu bukan berarti semua pemeluk agama ikut bersama-sama merayakan Natal bersama yang dilaksanakan saudara kita dari Kristen. Ini perlu saya sampaikan sebab masih ada sebagian orang yang masih keliru memahami istilah Natal bersama ini," kata Dahlan Tangkaderi di Palu, Jumat.

Mantan Kakanwil Depag Sulteng itu menjelaskan, yang dimaksud dengan Natal bersama adalah Natal yang dilaksanakan oleh sesama umat Kristiani dalam satu lingkungan instansi seperti kantor atau sekolah.

"Di satu sekolah misalnya, Natal bersama itu adalah seluruh siswa dan guru yang beragama Kristen. Di luar itu tidak boleh sebab dalam Natal itu terdapat proses peribadatan," katanya.

Dia mengatakan, meski demikian bukan berarti orang di luar agama Kristen tidak boleh sama sekali menghadiri perayaan Natal. "Kalau acara seremonial natal, di luar peribadatan, boleh dihadiri. Tetapi kalau kegiatan itu menyangkut ritual itu yang tidak bisa. Majelis Ulama IndonEsia (MUI) sudah lama menegaskan hal ini," kata Dahlan.

Dahlan mengingatkan kepada pemeluk agama agar menyambut Natal dan Tahun Baru 2011 prinsip saling menghargai dan menghormati harus tetap dikedepankan karena kehidupan di Indonesia sangat majemuk.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement