Selasa 28 Dec 2010 04:17 WIB

PKB Gus Dur Tuntut Penghapusan Sistem Outsourcing

Rep: erik pp/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Gus Dur, Yenny Wahid, mengkritik PKB Muhaimin Iskandar yang sudah meninggalkan platform perjuangan partai. Pasalnya, PKB didirikan untuk memperjuangkan aspirasi dan nasib kalangan kecil, seperti buruh, petani, dan nelayan. Sehingga setiap ada masalah harus selalu berpihak bukan kepada penguasa.

Yenny menilai bahwa Muhaimin Iskandar yang menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) tak memiliki kepedulian terhadap kaum kecil. Hal itu dinilai Yenny jauh menyimpang dari pondasi ajaran Gus Dur yang menginginkan agar PKB menjadi partai yang mengayomi dan memperjuangkan nasib umat.

“PKB yang lain tidak peduli dengan nasib buruh. Kami akan memperjuangkan penghapusan sistem outsourching sebab merugikan rakyat kecil,” kata Yenny usai penutupan Muktamar III PKB Gus Dur di Hotel Garden Palace, Surabaya, Senin (27/12).

Yenny mengakui PKB yang dipimpinnya terhalang masalah legal formal yang diakui pemerintah. Namun, ia tak mempermasalahkannya sebab untuk ikut Pemilu 2014, setiap parpol harus mendaftar dan mengikuti verifikasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Bahkan, ia mengklaim diri sebagai PKB yang sah dan memiliki massa paling besar dibanding PKB yang dikomandani Muhaimin Yahya.

“Tak masalah dengan status legal formal. Toh, nanti saat pendaftaran sebagai syarat ikut pemilu setiap partai harus mengikuti verifikasi dari awal. Saya yakin dengan PKB yang saya pimpin mampu menarik massa lebih besar dibanding PKB lain,” ujar Yenni.

Menurutnya, warga nahdlatul ulama (NU) sudah paham mana PKB asli yang meneruskan perjuangan Gus Dur sebagai pendiri PKB. Karena itu, ia optimis akan meraih dukungan lebih besar daripada PKB versi Muhaimin Iskandar, sebab didukung warga NU pengagum Gus Dur. “Apalagi kami didukung kyai dan ulama berpengaruh yang jumlahnya cukup banyak. Kami optimistis suara PKB disini lebih besar dari PKB lainnya,” terangnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement