REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD--Dua pengebom bunuh diri meledakkan dirinya, Senin (27/12) dan membunuh sembilan orang di kompleks pemerintah di ibu kota propinsi Anbar, Ramadi, demikian ujar pejabat lokal Irak.
Pemberontak kerap menyasar target pemerintah dalam upaya menggoyahkan stabilitas pemerintahan yang didukung AS, terlebih setelah tentara AS bersiap meninggalkan negara itu pada akhir tahun depan.
Ledakan pertama terjadi ketika pengebom bunuh diri menabrakkan satu minibus yang penuh bahan peledak ke pintu masuk kompleks pemerintaha kota tersebut, ujar sang juru bicara, Mohammed Fathi.
Ketika orang-orang sedang berkumpul untuk mengamati kerusakan, satu orang lagi memicu rompi peledaknya di tengah abu ledakan, ujar petugas polisi dan rumah sakit.
Para pejabat mengatakan selain menewaskan sembila orang, ledakan itu juga melukai 43 orang lain. Dua ledakan berturut-turut yang ditujukan kepada orang-orang yang berkerumum dan regu penyelamat dianggap sebagai ciri khas taktik Al Qaidah dalam beberapa tahun terakhir.
Ramadi sebagai pusat provinsi Anbar menjadi salah satu pusat pertahanan Alqaidah. Namun, akhir-akhir ini, milisi lokal telah berhasil menerapkan aturan yang menenangkan ibu kota propinsi tersebut.
Kompleks pemerintahn yang manaungi berbagai badan pemerintahan, termasuk kantor gubernur itu telah diterp serangan bom dua kali dalam tahun ini.
.