REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mengungkapkan bahwa perjanjian perdamaian antara negaranya dengan Palestina merupakan sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan alias susah untuk terwujud. Hal itu dikarenakan posisi Israel yang tidak akan mungkin berada lebih rendah atau di bawah dari Palestina.
Karena itu, negara Yahudi tersebut dengan cepat menolak konsep perdamaian yang diajukan Palestina. Lieberman, mengatakan dalam konferensi para diplomat Israel bahwa alih-alih ingin melakukan kesepakatan damai penuh, Israel malah mencari persetujuan sementara mengenai isu-isu ekonomi dan keamanan jangka panjang.
Tidak heran jika kemudian, Palestina secara konsisten menolak pendekatan tersebut. Ia melanjutkan, "Ini bukan hanya bahwa itu (perjanjian perdamaian) tidak mungkin" untuk mencapai kesepakatan secara keseluruhan." "Ini hanya dilarang," tegasnya.
Liberman mengatakan Otoritas Palestina di Tepi Barat, dengan siapa Israel telah berjanji untuk menegosiasikan, adalah "tidak sah", karena menunda pemilu. Sementara masa kepemimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan berakhir bulan depan, tapi tidak ada tanggal untuk pemilihan umum yang baru.