Rabu 29 Dec 2010 00:12 WIB

Muslim AS, Konsumen Menjanjikan di Tengah Sentimen Anti-Islam

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Konsumen muslim di masyarakat Barat
Konsumen muslim di masyarakat Barat

REPUBLIKA.CO.ID, NEW BRUNSWICK, NEW JERSEY--Dalam sebuah aula pertemuan hotel kelas atas, sebuah seminar singkat menghadirkan pengiklan, eksekutif industri makanan dan periset pasar. Para pria dalam setelan jas gelap, wanita dengan kerudung dan pakaian Barat berkumpul. Coklat-coklat yang dibuat dengan standar halal ditempatkan di setiap meja.

Agenda utama pertemuan saat itu adalah Konferensi Konsumen Muslim Amerika, yang bertujuan mempromosikan Muslim sebagai segmen pasar baru bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Ketika korporat telah lama melayani komunitas Muslim di Eropa, namun masih sedikit langkah itu diterapkan di AS.

Muslim Amerika yang tengah mengusahakan pengakuan di pasar berargumen bahwa bisnis akan meraih banyak keuntungan ketimbang kerugian bila menarget komunitas Muslim dalam pasar. "Kita tak mengatakan 'Dukung kami'", ujar seorang konsultan manajemen, Faisal Masood. "Tapi kami ingin mereka memahami apa sebenarnya nilai-nilai kami," imbuh lulusah Universitas Illinois, Chicago itu.

Pasar dunia untuk produk-produk halal telah tumbuh lebih dari setengah milyar dolar pertahun. Daging potong halal tetap menjadi yang utama, namun industri halal jauh lebih luas. Predikat halal itu termasuk makanan, bumbu yang menghilangkan alkohol, produk-produk mengandung babi dan turunanya serta bahan-bahan baku lain yang dilarang juga kosmetik, keuangan hingga pakaian.