Kamis 30 Dec 2010 05:29 WIB

Israel: Tiga Tahun Untuk Hambat Program Nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID,JERUSALEM--Amerika Serikat dan sekutunya memiliki waktu tiga tahun untuk menghambat program nuklir Iran, yang mengalami kemunduran akibat kendala teknis dan serangkaian sanksi, kata seorang pejabat Israel pada Rabu. Seraya mengatakan Iran merupakan kekhawatiran utama Israel, Deputi Perdana Menteri Moshe Yaalon tidak menyebutkan tentang kemungkinan dilakukannya serangan militer sepihak oleh Israel, dan ia mengharapkan langkah yang dipimpin AS terhadap Teheran akan berhasil.

"Saya yakin bahwa upaya ini akan terus tumbuh dan mencakup wilayah di luar sanksi, untuk meyakinkan rezim Iran bahwa secara efektif mereka harus memilih antara melanjutkan ambisi nuklirnya atau bertahan," kata Yaalon kepada radio Israel. "Saya tidak tahu apakah hal itu akan terjadi pada 2011 atau 2012, namun kita berbicara tentang kurun waktu tiga tahun kedepan," katanya.

Yaalon, yang merupakan mantan kepala angkatan bersenjata, menekankan bahwa rencana pengayaan uranium Iran itu telah mengalami kemunduran. Beberapa analis menilai bahwa ada beberapa tanda yang menunjukkan insiden sabotase asing seperti lumpuhnya jaringan komputer Iran akibat virus."Tentu saja kendala tersebut menunda tenggat waktu, jadi kita tidak akan bisa berbicara tentang butir tanpa hasil, Iran saat ini tidak memiliki kemampuan untuk membuat bom nuklir," kata Yaalon.

"Saya berharap rencana mereka tidak akan berhasil dan dunia Barat akan mencegah upaya untuk terciptanya sebuah kapabilitas nuklir Iran," tegasnya. Yaalon sebelumnya sangat keras terhadap Iran, dengan mengatakan bahwa Israel sebagai satu-satunya negara yang diyakini memiliki senjata nuklir di wilayah tersebut, harus menyerang Iran daripada menunggu negara tersebut berhasil membuat bom nuklir.

Sejumlah pejabat lain, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tidak menyuarakan pendapat tentang opsi militer tersebut, yang akan menghadapi hambatan diplomatik dan taktis yang besar.Ketegangan dua negara berpengaruh di Timur Tengah tersebut nampaknya akan berlanjut menyusul hukuman gantung terhadap seorang mata-mata intelijen Israel, Mossad, pada Selasa, terkait pembocoran rahasia-rahasia militer dan informasi mengenai program rudal Iran selama enam tahun terakhir.

Iran menuduh Israel musuh bebuyutannya melakukan kegiatan-kegiatan permusuhan terhadap republik Islam itu termasuk spionase terhadap angkatan bersenjata dan program nuklirnya.Israel dan sekutunya Amerika Serikat tidak mengesampingkan serangan militer terhadap Iran untuk menghentikan program nuklirnya. Iran membantah bahwa program pengayaan uraniumnya bertujuan untuk membuat senjata-senjata nuklir karena tujuannya hanya untuk penguasaan teknologi energi nuklir bertujuan damai.

sumber : ant/reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement