REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU--Seorang pemimpin pemberontakan Somalia mengancam akan menyerang Amerika dalam sebuah pidato yang disiarkan melalui radio. "Kami memberitahu Presiden Amerika Barack Obama untuk memeluk Islam sebelum kita datang ke negaranya," kata Fuad Mohamed "Shongole" Qalaf, pemimpin pemberontak yang berafiliasi pada kelompok garis keras Al-Shahab ini.
Al-Shabab memang belum meluncurkan serangan di luar Afrika, namun intelijen Barat telah lama khawatir karena kelompok sasaran perekrutan mereka adalah pemuda Somalia-Amerika. Belum lama ini sekitar 20 orang telah melakukan perjalanan ke Somalia untuk pelatihan dan sedikitnya tiga digunakan sebagai pembom bunuh diri di Somalia. Al-Shabab memegang sebagian besar wilayah Somalia selatan dan tengah dan memiliki dukungan dari ratusan pejuang asing, sebagian besar dari Afrika Timur yang radikal.
Ia berusaha untuk menggulingkan pemerintah yang didukung PBB yang lemah, yang dilindungi oleh 8.000 tentara Uganda dan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika.
Milisi Al-Shabab melancarkan serangan terkoordinasi di Uganda pada bulan Juli yang menewaskan 76 orang. Hal ini juga mengumumkan kesetiaan kepada Al Qaeda dan diyakini menyimpan dalang dari pemboman kembar 2008 kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania yang menewaskan 224 orang.
Pesan radio itu dilakukan di kota Afgoye, dekat ibukota Somalia, selama pertemuan Shongole dan Sheik Hassan Dahir Aweys, mantan pemimpin kelompok pemberontak Hizbul Islam. Dua kelompok pemberontak telah bentrok beberapa kali sebelumnya tapi mengumumkan merger minggu lalu. Aweys mengatakan kelompoknya akan berjuang di bawah komando al-Shabab.
"Kami telah bersatu demi ideologi kami dan kami akan melipatgandakan usaha kita untuk menghapus pemerintah dan Uni Afrika dari negara ini," kata Aweys pada hari Senin.