REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Sebuah pesawat jet berkapasitas 124 orang milik maskapai Rusia, Kogalymavia Airlines , Sabtu (1/1), terbakar saat take off atau lepas landas di landasan pacu yang bersalju di Siberia. Pesawat itu kemudian meledak dan menewaskan tiga orang serta melukai 43 lainnya.
Juru bicara layanan darurat Vadim Grebennikov mengatakan, pesawat naas itu akan melakukan penerbangan kota Siberia barat Surgut menuju Moskow. Saat lepas landas, salah satu mesin meledak dan menyebabkan kobaran api.
Grebennikov mengatakan, akibat terbakarnya pesawat itu. Sebanyak tiga orang tewas, serta 10 orang penumpang luka parah, termasuk enam orang yang terbakar parah dan empat yang menderita patah tulang atau trauma lainnya. Sebagian besar penumpang lainnya terluka setelah mereka menghirup asap racun dari pesawat yang terbakar itu.
Televisi Rusia memperlihatkan sebuah rekaman video yang diambil dari telepon seluar. Pesawat yang terbakar itu seperti sebuah bola api raksasa. Hanya bagian sayap dan sebagian ekor yang terlihat saat pesawat itu terbakar.
Yury Rumarev, salah seorang penumpang selamat menceritakan, ia mengetahui terbakarnya pesawat itu setelah ia mendengar orang berteriak ada api di bagian belakang pesawat. Pada saat itu, seorang awak kabin (pramugari) mencoba untuk menenangkan para penumpang. Namun, para penumpang yang panic itu justru mengambil tindakan sendiri dengan membuka pintu darurat. “Terang saja dibukanya pintu itu angin kencang masuk ke dalam pesawat,” ujar Rumarev.
Sergei Grigoryev, seorang penumpang yang duduk di belakang pesawat, menggambarkan bagaimana para penumpang itu memanjat di atas kepalanya. Tujuan mereka satu, bergegas keluar melalui pintu darurat itu. “AKu marah saat mereka melintas di atas kepalaku,” kata Grigoyyev.
Pesawat terbakar itu dibuat oleh Tu-1545. Seluruh mesin pada pesawat itu terletak di bagian belakang pesawat. kebakaran kemarin diduga bermula pada mesin yang dipasang di bagian belakang pesawat.
Dua bulan lalu, dua orang tewas dan 83 lainnya luka-luka dalam kecelakaan yang melibatkan kegagalan mesin pesawat buatan Tu-154. Dua dari mesin tidak berfungsi tak lama setelah lepas landas dari bandara Moskow dan terpaksan harus melakukan pendaratan darurat. Namun, pesawat itu tergelincir keluar dari landasan san menyebabkan pesawat pecah berantakan.