REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Keadilan Sejahtera mengimbau para tokoh yang sudah digadang-gadang menjadi calon presiden untuk 2014 jangan hanya mengincar kursi RI 1 saja.
Menurut PKS, para tokoh itu harus rela kalau tak bisa jadi presiden dan banting setir memimpin institusi negara lain saja.
"Banyaknya nama yang dimunculkan tidaklah harus menjadi Presiden.Kandidat nama yang diusung bisa menjadi alternatif pada kepemimpinan berbagai institusi negara maupun pemimpin tingkat regional," kata Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq, pada Republika, Rabu (5/1).
Seperti ramai diperbincangkan, meski Pilpres 2014 masih jauh, tapi hasrat politik sejumlah partai sudah meluap-luap untuk menjagokan figurnya masing-masing. Dari PDIP misalnya muncul nama Puan Maharani menggantikan Megawati Soekarnoputri. Dari Golkar, nama Aburizal Bakrie makin kencang berkibar.
Sementara dari PAN, nama Hatta Rajasa juga nyaring dilontarkan untuk jadi capres. Dari Demokrat, nama Ani Yudhoyono makin gencar disuarakan, untuk mengganti suaminya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
PKS mengusung siapa? Lutfhi mengatakan PKS juga siap untuk mendorong kader-kader mudanya untuk menjadi pemimpin nasional. "Yang penting kita tidak kekurangan pemimpin." PKS kini dalam tahap menyeleksi kader-kader untuk menjadi pimpinan nasional lima tahun ke depan.
Luthfi mengharapkan dari munculnya nama-nama tersebut calon pemimpin bangsa menjadi surplus dan tidak lagi defisit.