REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Putri Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi , Nesyawati , Kamis (6/1), mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta. Neshawati akan dimintai sejumlah keterangan terkait kasus dugaan percobaan suap di tubuh Mahkamah Konstitusi (MK).
Nesyawati datang sekitar pukul 09.15 WIB. Ia didampingi oleh pengacaranya Zeid Yamani. Selain didampingi pengacaranya, Nesyawati juga didampingi oleh ayahnya, yang merupakan hakim konstitusi, Arsyad Sanusi. Namun, mereka tidak datang bersamaan. Ayahnya tersebut tiba lebih dulu di kantor KPK sekitar pukul 09.00 WIB.
Menurut Nesyawati, kedatagannya ke KPK adalah untuk memberikan keterangan terkait laporan Ketua MK, Mahfud MD tentang kasus dugaan percobaan suap di tubuh MK. Namun, ia belum tahu perkiraan pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan nanti.
“Saya belum tahu, nanti saya kasih tahu kalau saya sudah keluar dari gedung KPK ini,” kata Nesyawati kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (6/1).
Nesyawati mengatakan, ia tidak mempersiapkan bukti-bukti apapun terkait pemanggilannya tersebut. Karena, ia merasa tidak pernah melakukan kesalahan apapun terkait dengan kasus dugaan percobaan suap di tubuh MK.
Ditanya soal kedatangan ayahnya, Nesyawati tidak menjelaskan maksud kedatangan ayahnya yang mendampinginya tersebut.
“Ya tidak apa-apa, hanya mendapingi saja,” katanya.
Nama Nesyawati disebut dalam laporan investivigasi Refly Harun terkait dugaan percobaan suap di tubuh MK. Ia diduga menjadi perantara pemberian suap dari calon bupati Bengkulu Selatan, Dirwan Mahmud ke panitera pengganti MK, Makhfud terkait sidang sengketa pilkada Bengkulu Selatan.