REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mantan Ketua PBNU Salahuddin Wahid meminta agar para kandidat yang mencalonkan diri menjadi ketua umum organisasi kepemudaan NU, Gerakan Pemuda Ansor, tidak main uang. "Terserah siapa saja asal jangan main uang," katanya menanggapi pertanyaan seputar Kongres GP Ansor seusai seminar memperingati setahun wafatnya Gus Dur di Jakarta, Senin (10/1).
Ia mengharapkan agar GP Ansor yang merupakan kader muda NU dapat berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai dan sejahtera. Seperti diberitakan, meski GP Ansor direncanakan menggelar kongres ke-14 di Surabaya pada 13-17 Januari mendatang, namun suasana sudah mulai menghangat. Beberapa nama mulai dimunculkan.
Kader NU dari kalangan politisi sejumlah partai politik muncul namanya dalam bursa ketua umum GP Ansor. Antara lain Khatibul Umam Wiranu (Partai Demokrat), A Malik Haramain dan Marwan Ja'far (PKB), Nusron Wahid (Partai Golkar), dan Saifullah Tamliha (PPP). Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Sumatera Selatan Koymuddin mengakui mulai terasa adanya upaya partai politik untuk berusaha menempatkan calonnya menjadi ketua umum.
"Mesin parpol mulai mendekati para ketua cabang Ansor," kata Koymuddin yang juga juru bicara Kaukus Ansor Sumatera yang mendukung ketua umum non partisan.
Sedangkan mantan Ketua Umum GP Ansor KH Chalid Mawardi, mengkhawatirkan ketua umum asal partai politik akan menjadikan organisasi kepemudaan NU itu tidak independen. GP Ansor merupakan sayap organisasi kepemudaan NU yang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa.