REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA- Tingkat melek huruf masyarakat Indonesia tahun 2010 sudah mencapai 92 persen. Namun, menurut Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, hal tersebut belum cukup untuk menjadi pondasi kuat bagi peningkatan dan kemajuan pendidikan di Indonesia. Menurut Anies, masih banyak langkah yang harus dilakukan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
"Meningkatnya tingkat melek huruf masyarakat tidak bisa menjadi satu-satunya acuan dan bukti suatu bangsa pendidikannya maju," terangnya saat mempresentasikan gerakan Indonesia mengajar di University Center UGM, Selasa (11/1).
Diakuinya, tingkat melek huruf hanya bisa dipergunakan sebagai pondasi agar pendidikan dan kecerdasan masyarakat sebuah bangsa semakin berkembang. Tetapi, proses perubahan masyarakat melalui pendidikan harus terus didorong. Salah satu proses perubahan tersebut yaitu dengan terus menambah jumlah anak-anak yang bisa mengenyam bangku sekolah.
Menurutnya, agar masyarakat terus bisa mengenyam pendidikan, maka akses pendidikan harus semakin dibuka dan dipermudah. Sayangnya, selama ini pemerintah sering melupakan nasib anak-anak yang belum bisa mengenyam bangku sekolah . Pemerintah misalnya lebih banyak fokus pada berapa banyak anak-anak yang sudah tuntas lulus kuliah.
“Jumlah mahasiswa di Indonesia tahun 2009 misalnya mencapai 4,1 juta. Tapi, yang sering dilupakan itu adalah anak-anak dan pemuda yang belum bisa masuk sekolah,” tambahnya.