REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Sistem penyaluran dan penyerapan informasi tentang penyelenggaraan dan pelaksanaan haji mendesak diwujudkan. Baik yang diperuntukkan bagi masyarakat secara umum ataupun para jamaah haji dan petugas pelaksana ibadah haji (PPIH).
Sebab, menurut Sekjen Kementerian Agama (Kemenag), Bahrul Hayat, setiap tahun isu seputar haji selalu berkembang di Tanah Air dan tak jarang kabar yang beredar tersebut tidak benar. “Tiap tahun ada isu yang di dengar jamaah dari Tanah Air bahkan berita itu tidak benar,”kata dia dalam evaluasi petugas media center haji (MCH) tahun 1431 H/ 2010 M di Jakarta, Selasa (11/1)
Karenanya, dikatakan Bahrul, ke depan setidaknya ada tiga peran yang harus diperkuat MCH yaitu peran informasi publik information chaneling untuk meliput dan memberitakan ke publik Indonesia. Peran ini, semakin membaik dari tahun ketahun baik dari sisi kualitas ataupun dampaknya. Peran kedua MCH adalah penyalur informasi bagi para jamaah haji secara khusus.
Selain bertujuan memberikan informasi benar dan meluruskan kabar yang keliru, peran ini juga bertujuan menyalurkan informasi penting yang berkenaan dengan pelaksanaan haji seperti persiapan menghadapi cuaca, kondisi keamanan, kemacetan dan lainnya. Ketiga, peran penyalur informasi khusus bagi PPIH agar informasi bisa diterima cepat secara indvidual oleh masing-masing petugas. “Kalau tiga bangunan kuat tidak sulit laksanakan haji, sekarang ini dua terakhir saja belum dimiliki secara sempurna,”kata dia.
Lebih lanjut Bahrul menjelaskan, terdapat tiga isu utama yang menjadi konsentrasi publik berkenaan dengan ibadah haji di Indonesia. Isu yang pertama ialah berkenaan dengan isu penyelenggaraan dan pelaksanaan ibadah haji. Tahun ini, dinilai tidak terdapat isu yang signifikan mengenai pelaksanaan ibadah haji. Isu kedua mengenai pengelolaan keuangan haji. Sedangkan isu ketiga menyangkut dana abadi umat. “Hanya akan berkisar pada isu tersebut disinilai perlunya sistem penyerapan dan penyaluran informasi yang benar,”tandas dia.
Anggota Pengarah MCH, Henry Subiyakto, memaparkan diperlukan terobosan untuk membuat sistem informasi tidak hanya bagi MCH tetapi juga bagi para jamaah dan petugas. Salah satu terobasan misalnya, bekerjasama dengan operator selular di Arab Saudi. Setiap jamaah ataupun petugas diberikan nomor perdana lokal untuk memudahkan penyebaran informasi dengan sistem blazz.
Informasi akan tersebar ke seluruh jamaah dan petugas haji pengguna nomor selular tersebut. Sehingga sistem akan mempermudah distribusi informasi bagi jamaah seperti kondisi cuaca ataupun informasi penting lainnya.”Saya sudah pernah usulkan 2009 silam tetapi belum dieksekusi karena waktu tidak memungkinkan,”ungkap dia.