REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, mengatakan pemerintah memberikan izin kepada Perum Badan Urusan Logistik untuk melakukan impor beras sebanyak 1,5 juta ton sebagai upaya menjaga fleksibilitas ketahanan pangan.
"Intinya kami memberikan fleksibiltas kepada Bulog karena Bulog harus menjaga stok di 1,5 juta ton dengan melakukan pengadaan dari dalam dan luar negeri," kata Menteri saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, impor beras tersebut dilakukan juga dalam rangka menjaga kestabilan harga, dan berapa banyak stok impor yang dibutuhkan tergantung pada kebutuhan Bulog dalam pengadaan beras nasional.
"Apakah Bulog akan gunakan semua atau tidak tergantung pada hitung-hitungan Bulog, pengadaan dalam negeri berapa, stok buat OP berapa, raskin berapa, stok saya berapa, masih kurang nggak ? kalau masih kurang baru saya impor," ujarnya.
Sebelumnya Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso mengatakan pemerintah telah memberikan izin impor beras sebanyak 1,5 juta ton kepada Bulog.
"Sejak awal pemerintah sudah minta Bulog mengimpor 1,5 juta ton karena kami selalu menghitung lebih supaya jangan sampai tidak punya beras. Apalagi dalam empat bulan ini harus menyalurkan satu juta ton lebih untuk raskin," katanya usai menghadiri pembukaan lokakarya peningkatan produksi beras nasional di Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa malam.
Pemerintah menargetkan tahun ini produksi beras naik antara empat persen sampai lima persen menjadi sekitar 70 juta ton.