REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Manajer Persipasi Kota Bekasi, Aan Suhanda, menyatakan ketertarikannya pada Liga Primer Indonesia (LPI) karena berpotensi mendongkrak prestasi sepak bola Indonesia. "Saya memiliki ketertarikan terhadap LPI karena programnya bagus. Pendanaan tidak dari APBD sehingga tidak terlalu membebani pembangunan daerah di Kota Bekasi," ujar Aan.
Lepas dari kontroversi LPI, kata Aan, pihaknya secara umum menilai kehadiran LPI diharapkan mampu membangun kemandirian klub sepak bola di Indonesia. Khususnya Persipasi yang saat ini menduduki peringkat lima Divisi Utama PSSI.
"Salah satu persoalan yang kerap dialami klub sepak bola adalah masalah pendanaan. Persipasi sendiri cukup merasakannya saat pemerintah daerah tengah mengalami devisit anggaran," kata Aan yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Kota Bekasi itu.
Persoalan defisit anggaran klub berjuluk Patriot tersebut mendorong pihaknya melakukan pinjaman dana dari pihak swasta. "Kita cari talangan dana ke pihak swasta. Sebab, APBD kita sudah tidak sanggup lagi. Sampai November 2010, hutang kami ke pihak swasta sudah mencapai Rp 3 miliar. Sebanyak 80 persen diantaranya digunakan untuk gaji 23 pemain," katanya.
Aan menambahkan bahwa kehadiran LPI sekaligus merupakan sarana evaluasi bagi kinerja manajeman Liga Super Indonesia (ISL) dan PSSI. "Kehadiran LPI bisa dijadikan sebagai cerminan bagi ISL dan PSSI dari berbagai programnya. Seharusnya, hal ini bisa dimanfaatkan sebagai ajang persaingan menuju ke arah yang lebih sehat," tutur Aan.