Jumat 14 Jan 2011 08:08 WIB

Brisbane, Kota yang Terendam dan Kisah Haru

Petugas evakuasi melakukan perjalanan genting dalam upaya penyelamatan
Foto: THE INDEPENDENT
Petugas evakuasi melakukan perjalanan genting dalam upaya penyelamatan

REPUBLIKA.CO.ID, Brisbane Tenggelam. Sungai di jantung kota yang biasanya mengalir tenang kini murka dan menelan bagian kota serta menciptkan banjir terburuk di ibu kota Queensland dalam 40 tahun terakhir.

Sekitara27 ribu rumah porak-poranda dalam semalam--12 ribu tenggelam sepenuhnya--ketika Sungai Brisbane ditelan oleh hujan lebat selama berpekan-pekan, mencapai ketinggian 6 meter. Ketika permukaan sungai mencapai puncak tertinggi sekitar pukul 5.15 pagi hari ini, namun ketinggian sekitar 1 meter lebih rendah dari yang dicemaskan--masih lebih rendah dari banjir besar terakhir pada 1974.

"Saya tidak pernah melihat musibah semacam ini ketika masih kecil," ujar Perdana Menteri Queensland, Anna Bligh, seperti yang dikutip The Independent, Kamis (13/1) yang mengamati air berputar-putar di lingkungannya. Anna Baligh, mengatakan pagi ini negara bagian itu melakukan upaya rekonstruksi dalam proporsi layaknya "pascaperang". Ia mengatakan orang-orang dalam pusat evakuasi sepertinya tidak akan mampu kembali ke rumah masing-masing dalam bulan-bulan mendatang.

Walikota Brisbane, Campbell Newman, mengatakan puncak lebih rendah dari yang dicemaskan telah menyelamatkan banyak gedung perkantoran bertingkat dan apartemen. Ketinggian air telah menurun di area-area terkena dampak terburuk, namun ancaman lain membayang.

Kemarin, pusat kota senyap tidak seperti biasa dengan banyak toko dibentengi kantong-kantong pasir. Banyak jalan yang telah tergenang air ditutup, sejumlah kecil turis yang penasaran berkeliling di jalan-jalan. Sepanjang hari permukaan sungai menaik, menggenangi blok-blok perkantoran dan apartemen tepi sungai begitu juga kantor polisi di dekat kawasan.

Kota terbesar ketiga di Australia ini hanya memiliki sedikit waktu untuk bersiap. Brisbane diprediksi dalam selamat dari banjir terburuk yang telah menerjang beberapa kota di Queensland, menghancurkan infrastuktur dan menghambat industri gemuk penambangan batu bara yang menjadi andalan negara bagian tersebut. Namun badai menghantam  kota Toowoomba, dekat Brisbane, dan air dari banjir bandang itu hanya memiliki satu arah, menuju pantai, yang berarti melintasi Brisbane.

Selamatkan Dulu Adik Saya

Di tengah musibah, kisah seorang bocah lelaki mencuat, mengharukan negara itu. Ketika banjir menghantam kota Toowomba, pada Senin, Jordan Rice, 13 tahun, terjebak dengan ibunya dan adik lelakinya dalam mobil mereka. Saat sebuah truk mendekat untuk menarik mobil itu ke tempat aman, Jordan mengatakan pada pengemudi truk untuk menyelamatkan saudaranya dulu, Blake, 10 tahun

Blake selamat, namun para penyelamat tak mampu kembali untuk Jordan dan ibunya, yang akhirnya meninggal. Ayah para bocah, John Tyson berkata "Saya hanya dapat membayangkan apa yang terjadi di dalam sana ketika ia memberikan nyawanya untuk menyelamatkan adiknya, meskipun amat ketakutan dalam air. Ia adalah pahlawan kecil kami."

Kerusakan Sejauh ini

22 Orang meninggal akibat Banjir yang menerjang sejak November akhir. Sedikitnya 43 orang dilaporkan hilang.

Rp45,4 triliun, berdasar estimasi PM Anna Bligh, jumlah anggaran sekurangnya yang dibutuhkan untuk membersihkan dan membangun kembali Queensland

127.000 rumah kini tak dialiri listrik karena pembangkit dimatikan untuk alasan keamanan.

4.000 orang dipaksa mengungsi dari rumah dan saat ini tinggal di pusat-pusat evakuasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement