REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG--Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur telah menunjuk praktisi hukum dari kantor pengacara Raftfizi & Rao selaku pembela bagi Walfrida Soik (17) dalam proses hukum yang dijalaninya di Malaysia. "Yang bersangkutan kini ditahan di Penjara Pengkalan Chepa, Kota Bharu, Kelantan dan sedang menunggu tanggal penetapan persidangan untuk pemeriksaan kasus Tenaga Kerja Wanita asal Desa Raimanus Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur itu," kata Pimpinan Divisi Advokasi Pengembangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR) NTT, Jan Pieter Windy, di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan hal ini mengutip Siaran Pers dari Kementerian Luar Negeri Indonesia Nomor: 004/PR/I/2011/53, tanggal 11 Januari 2011 terkait Penanganan Kasus Tuduhan Pembunuhan Terhadap Majikan oleh TKI Walfrida Soik di Malaysia. Menurut dia, pada 11 Desember 2010, staf KBRI Kuala Lumpur telah datang dan menemui Walfrida Soik di Kantor Polisi Daerah Pasir Mas, Kelantan dan menyampaikan bantuan hukum untuk Walfrida.
"Pemerintah RI melalui KBRI Kuala Lumpur terus memantau dari dekat perkembangan hukum terhadap kasus pembunuhan yang melibatkan TKI tersebut," katanya. Dengan demikian, pemberitaan yang menyebutkan bahwa Kementerian Luar Negeri RI dalam hal ini perwakilan RI di Kuala Lumpur tidak melakukan pendampingan terhadap Walfrida Soik adalah tidak benar.
"Kami memberi apresiasi bila hal tersebut benar adanya, dan menganggap ini sebagai sebuah langkah maju yang telah dilakukan oleh pihak KBRI di Malaysia," katanya. Dia menyebut langkah ini telah membuat citra pemerintah Indonesia semakin baik di mata TKI dan keluarganya terutama yang saat ini sedang menunggu untuk dipulangkan ke tanah air.
Sebelumnya Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia Effendi Ghazali menyatakan munculnya "Gerakan RP1.000 untuk Pemulangan TKI", disebabkan masyarakat sudah lelah menunggu pemerintah melakukan tindakan. "Kita sudah malaslah menunggu dan dibohongi terus. Gerakan seperti ini biar ada tindakan konkretnya," katanya ketika ditemui di lokasi aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Rabu.
Gerakan RP1.000 untuk Pemulangan TKI Telantar yang memulai aksinya di Bundaran HI, Rabu, itu digagas oleh Migrant Care dan didukung oleh berbagai kalangan yang ikut peduli dengan nasib TKI. Sebanyak 200 TKI saat ini telah tiga bulan tinggal di kolong jembatan di Arab Saudi menunggu pemulangan oleh pemerintah.