Jumat 14 Jan 2011 21:19 WIB

Tunisia Rusuh, Nasib 109 WNI Terancam

Demonstrasi yang berakhir rusuh di Tunisia
Foto: AP
Demonstrasi yang berakhir rusuh di Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tunisia menyatakan, sampai saat ini kondisi warga negara Indonesia di negara itu aman, meski kerusuhan masih terjadi di sana.

Sekretaris III bidang penerangan, sosial, dan budaya KBRI Tunis, Sugiri Suparwan, mengatakan, pihaknya terus memantau kondisi WNI di Tunisia dan hingga saat ini masih dalam keadaan aman.

Seperti diketahui, unjuk rasa yang terjadi di Tunisia sejak Desember 2010 di Kota Sidi Bouzid, wilayah Tengah Tunisia, terus berlanjut dan meluas ke sebagian besar provinsi di Tunisia dan yang sejak 8 Januari lalu mulai memasuki Ibu Kota Tunis.

Aksi sejak seminggu terakhir bahkan telah mengarah pada tindakan anarkis dan vandalisme berupa pengrusakan dan pembakaran gedung-gedung pemerintah seperti kantor pos, kantor polisi dan kantor pelayanan listrik dan gas, super market dan mobil-mobil di ibu kota Tunis dan berbagai kota lainnya di Tunisia.

Menurut Sugiri, jumlah WNI di Tunisia sesuai data lapor diri hingga 11 Januari adalah 109 orang, terdiri dari staf KBRI, para pelajar dan mahasiswa, tenaga kerja, dan WNI menikah dengan orang Tunisia dan orang asing dan mayoritas WNI bertempat tinggal di kota Tunis.

Menurut Sugiri Suparwan, aksi tersebut juga diwarnai dengan penjarahan beberapa bank, ATM, toko, restoran dan beberapa kantor Pemerintah dan swasta, meskipun Pemerintah Tunisia sejak tanggal 12 Januari memberlakukan jam malam yang dimulai sejak pukul 20.00 hingga pukul 05.30 pagi.

Dikatakannya, pada 10 Januari 2011, KBRI Tunis telah mengumpulkan masyarakat Indonesia di Tunis untuk menyampaikan perkembangan terkini mengenai situasi yang terjadi dan prosedur pengamanan yang harus dilakukan sesuai dengan tingkat ancaman keamanan yang terjadi.

Seluruh WNI di Tunisia senantiasa dimonitor keberadaan dan keselamatannya oleh KBRI Tunis secara intensif melalui komunikasi telepon dan alat komunikasi lainnya.

Menurut Sugiri, pada tanggal 13 Januari KBRI Tunis telah mengevakuasi sembilan orang WNI dari beberapa titik rawan, yaitu kota Sfax, 370 KM selatan Tunis, dan dua area di Ibu Kota Tunis. KBRI juga telah membentuk Posko yang terletak di KBRI Tunis yang bekerja selama 24 jam dengan petugas jaga secara bergantian oleh para home staff dan local staff KBRI Tunis.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement