REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Barisan serba guna (Banser) yang merupakan badan semi otonom di bawah koordinasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor, akan berubah menjadi badan otonom (banom) tersendiri di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Usulan tersebut disampaikan dalam rapat komisi C tentang rekomendasi pada Kongres GP Ansor ke-14 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Ahad (16/1).
Ketua komisi C Kustiono Kastuji mengatakan, usulan Banser menjadi banom tersendiri NU disetujui peserta kongres. Meski begitu, terwujudnya rekomendasi tersebut masih menunggu hasil Muktamar NU yang diselenggarakan pada 2015. “Rekomendasi ini akan disampaikan kepada PBNU dan selanjutnya akan dibawa ke arena Muktamar NU lima tahun lagi,” ujar dia.
Selain menjadi banom terpisah, sambung Kustiono, Banser nantinya bisa memiliki hak suara dalam muktamar, konferensi wilayah (konferwil) maupun konferensi cabang (konfercab) NU. Jika Banser menjadi Banom tersendiri maka kami akan berterima kasih kepada GP Ansor,” jelasnya.
Sedangkan, Kepala Satuan Korwil Banser Jawa Timur Abdul Mujib Syadzili menyebut, pertimbangan utama Banser menjadi banom mandiri adalah untuk lebih memaksimalkan tupoksi Banser. Yakni membantu persoalan kemanusiaan, keagamaan, dan menjaga pluralisme.
Yang selama ini terjadi, ungkap Abdul, kegiatan eksternal Banser kurang naksimal karena terbentur aturan harus terlebih dulu mendapat persetujuan dari GP Ansor. “Banser sering menjadi kambing hitam akibat Ansor yang terlalu masuk ranah politis praktis,” terangnya.
Jika menjadi Banom terwujud, Abdul optimis bisa menjaga Banser dari praktik berbau politik praktis. “Ansor medan laganya adalah hal-hal yang berbau intelektual sehingga logis kalau condong ke politik. Tapi, Banser medan laganya adalah perjuangan,” tegas Abdul.