Selasa 18 Jan 2011 00:20 WIB

Duh... Banjir Bandang 200 Tahunan Bakal Datang Terjang Australia

Banjir di Australia
Banjir di Australia

REPUBLIKA.CO.ID,MELBOURNE -- Warga kota yang cemas di selatan Australia berburu-buru membentengi rumah mereka dengan karung pasir pada Senin (17/1) untuk mempersiapkan diri terhadap banjir yang terjadi setiap 200 tahun. Mereka bersama dengan regu penyelamat menyisir mayat di perkotaan di timur negara.

Pemilik rumah di negara bagian selatan, Victoria, berpacu melindungi propertinya dari sungai yang meluap dan mengancam sebagaian korban banjir Australia. Kota Horsham, terletak sekitar 300 kilometer barat laut dari Melbourne, diperkirakan menjadi salah satu kota terdampak paling parah. Di kawasan tersebut, sebanyak 40 lebih desa hancur akibat banjir.

"Insiden ini diperkirakan sebagai kejadian setiap 200 tahun," kata juru bicara badan layanan darurat Victoria kepada AFP, saat sejumlah sungai meluap setelah hujan deras karena pola cuaca La Nina yang kuat. "Kami memperkirakan kota itu akan terbelah dua oleh sungai, dan jalan raya akan terbagi juga. Warga setempat melakukan tindakan ekstensif, seperti menempatkan karung pasir, guna melindungi 500 kepemilikan mereka yang dilanda bahaya," jelasnya.

Sungai Wimmera, yang membelah Horsham -- kota berpenduduk 14.200 orang -- serta mengancam 12 kota kecil lain, diperkirakan akan mencapai titik puncak pada Senin malam atau pada Selasa (18/1).

Lebih dari 1.400 rumah terkena banjir setelah Victoria terserang air bah pada akhir pekan lalu. Australia terus terkena banjir musim panas yang sudah menewaskan 29 orang di negara bagian Queensland.

Sekurangnya 18 orang tewas pekan lalu saat banjir dadakan yang disebut "tsunami darat" itu menghancurkan Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland. Banjir melepaskan sejumlah rumah dari pondasi dan menghanyutkan banyak mobil akibat arus deras air.

Brisbane sendiri rusak oleh banjir saat sungai utamanya meluap pada Kamis (13/1). Genangan air seluas gabungan wilayah Jerman dan Prancis terjadi di negara bagian timur itu.

Sekelompok sukarelawan sipil membantu warga setempat mencabut karpet, melepas langit bangunan dan dinding basah serta membuang perabotan yang terendam air di kota berpenduduk dua juta jiwa dalam upaya untuk pulih dari bencana alam itu. "Ada semangat komunitas yang luar biasa saat ini, Anda lihat fotonya -- warga berbaris untuk sukarela, menggulungkan lengan baju mereka," kata perdana menteri Queensland Anna Bligh.

Regu penyelamat menerobos reruntuhan perkotaan yang terkena banjir dadakan di Lockyer Valley, sebelah timur Brisbane, untuk mencari korban jiwa. Banjir memberi dampak besar kepada banyak orang. Dua mayat lain dari banjir dadakan pada 10 Januari ditemukan di kota Lockyer Valley pada akhir pekan lalu.

"Saya kira kita harus mempersiapkan diri... terhadap kemungkinan dan kecenderungan bahwa setelah seluruh daya upaya, kita semua akan mulai... merasa sedikit sedih ketika melihat lingkungan dan realita yang kita alami," katanya.

 

sumber : antara/afp
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement