Selasa 18 Jan 2011 01:38 WIB

Malaysia Kian Agresif dengan Syiah

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Jamaah yang diyakini penganut Syiah di Malaysia saat berkumpul memperingati kematian cucu Rasul Muhammad saw, Hussein
Jamaah yang diyakini penganut Syiah di Malaysia saat berkumpul memperingati kematian cucu Rasul Muhammad saw, Hussein

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Serupa dengan Indonesia, negeri jiran Malaysia merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim Sunni. Kebijakan beragama di egara itu berubah menjadi tidak ramah ketika menyoal paham Syiah, meski Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein, pernah mengatakan aliran itu tidak membahayakan keselamatan dalam negeri.

Beberapa waktu lalu, Polisi agama Malaysia menggerebek toko tiga lantai rumah bulan lalu dan menahan lebih dari 100 penganut Syiah yang berkumpul untuk menandai kematian salah satu tokoh yang paling dicintai yakni cucu Nabi Muhammad SAW, yang terbunuh pada tahun 680. Aksi polisi agama Malaysia segera memicu kemarahan dan ketakutan komunitas Syiah di negara itu.

Sejumlah Ulama Syiah melihat insiden sebagai tanda bahwa pemerintah Malaysia semakin keras dan agresif. "Malaysia sedang mencoba untuk menjadi negara Taliban yang hanya memungkinkan satu aliran pemikiran," kata sarjana terkemuka, Asri Zainul Abidin, seperti dikutip dari Orlando Sentinel, pekan lalu. 

"Kami adalah orang-orang tertindas," komentar salah seorang pemimpin Komunitas Syiah di Malaysia,Kamil Zuhairi Abdul Aziz. Kamil memperkirakan setidaknya ada 40.000 pengikut Syi'ah di antara 16 juta warga Melayu Malaysia yang Sunni.

Jumlah itu bisa lebih besar karena ada kemungkinan sebagian dari pengikut Syiah yang menyembunyikan identitasnya. Belum lagi, mereka yang telah ditahan di masal lalu dan dipaksa menjalani rehabilitasi iman. Karena itu, imbuhnya, sulit untuk mengetahui data pastinya.

Perlu diketahui, pascarevolusi Islam dir Iran, Malaysia menjadi negara dengan jumlah pengikut Syiah cukup besar.  Mastura Ahmad, seorang ibu rumah tangga 46 tahun yang sempat ditahan, mengaku menganut Syiah karena mengikuti suaminya . "Saya merasa nyaman dengan Syiah. Tapi saya tidak menyatakan iman saya secara terbuka karena orang tidak mengerti, "katanya.

"Di Malaysia, mereka tidak dapat menerima perbedaan," kata Rashid Ahmad, seorang pengikut Syiah, 46 tahun. "Banyak kampanye yang menjelek-jelekan kami lantaran di seluruh dunia, Syiah adalah kebangkitan," katanya yang sembari meminta untuk tidak difoto untuk melindungi identitas anaknya yang sedang menerima beasiswa pemerintah lantaran khawatir beasiswa bisa dicabut.

Sebagai informasi,  tahun 2006 silam, Dewan Fatwa Nasional Malaysia mengeluarkan fatwa yang melarang Syiah di Malaysia. Dewan itu berada dibawah Departemen Kemajuan Islam. Dengan posisi itu, fatwa yang dikeluarkan Dewan otomatis menjadi hukum negara Malaysia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement