REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Manajemen PSM Makassar mengaku tidak terpengaruh dengan keaslian surat balasan federasi sepak bola internasioanl (FIFA) yang telah diterima PSSI terkait Liga Primer Indonesia (LPI). Manajer Direktur PSM Makassar, Husain Abdullah, mengatakan bahwa pihaknya melihat itu merupakan sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan.
Sebab, asli atau tidaknya surat balasan dari FIFA itu tidak membuat LPI dibubarkan. "Kita akan jalan terus meski surat itu memang benar. Kita juga tidak takut karena LPI kenyataanya tetap bergulir. Ini tak lepas dari dukungan pemerintah dan seluruh pencinta sepak bola tanah air," kata Husain.
Juku Eja, demikian julukan PSM Makassar, kini lebih memilih untuk fokus mempersiapkan diri menghadapi laga perdana kontra Persema Malang di Stadion Gajayana, Malang, Ahad (23/1). Mengenai segala kemungkinan yang bisa saja terjadi, PSM sebagai salah satu klub yang berlaga di kompetisi LPI lebih mempercayakan seluruhnya kepada pihak LPI.
Manajemen PSM dipastikan mendukung penuh upaya pihak konsorsium. "Kita sudah mendapat sejumlah ancaman sejak PSM keluar dari Liga Super Indonesia. Artinya, persoalan ancam-mengancam itu tidak akan membuat kami mundur," jelasnya.
Sebelumnya, PSM Makassar memang sempat mempertanyakan keaslian surat ancaman yang disampaikan Sekjen PSSI Nugraha Besoes. Manajemen PSM menilai surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, itu palsu karena tidak ditandatangani dan distempel.
Sikap ragu sejumlah pihak termasuk PSM itu cukup beralasan mengingat bahwa surat balasan FIFA kepada PSSI tidak mungkin dikeluarkan tanpa disertai tanda tangan dan stempel resmi. Apalagi, FIFA merupakan federasi sepak bola dunia yang memiliki reputasi.
Teka-teki keaslian surat itu akhirnya terjawab setelah Media Departement FIFA memberikan kepastian bahwa federasi sepak bola dunia itu memang telah berkirim surat ke PSSI pada 11 Januari 2011.