REPUBLIKA.CO.ID, TIKRIT, IRAK - Pengebom bunuh diri meledakkan tubuhnya di tengah kerumunan orang dalam perekrutan polisi di kota Tikrit Irak pada Selasa (19/1). Insiden itu menewaskan 50 orang demikian menurut menteri dalam negeri Iraq menyebut data terkini korban.
"Lima puluh orang terbunuh dan 150 terluka akibat aksi bom bunuh diri di pusat rekrutmen kepolisian di Tikrit," ujar pejabat yang tak ingin diungkap namanya dari Kementrian Dalam Negeri Irak, di Baghdad.
"Seorang pengebom bunuh diri meledakkan diri di pusat tersebut yang terletak di tengah kota Tikrit pagi ini," ujar seorang polisi kota, yang juga tak ingin disebut namanya. Di antara korban yang tewas adalan para pendaftar dan juga polisi, ujarnya, tanpa memberi detail lebih rinci.
Bom terjadi di tengah Tikrit, kampung halaman mantan presiden Irak, Sadam Hussein, yang telah dieksekusi. Kota yang berada 160 kilometer dari ibu kota Irak itu diwarnai cabikan tubuh dan genangan darah dengan bagian-bagian baju serta sepatu bertebaran.
Polisi telah memberi garis batas lokasi ledakan dan sejumlah ambulans langsung bergerak menyelamatkan mereka yang terluka untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. Serangan itu terjadi pada pukul 10.15 waktu setempat.
"Siapa lagi pelakunya bila bukan al-Qaidah, yang terus membantai kami," ujar deputi gubernur propinsi Salahudin, Ahmed Abdul-Jabbar. "Mereka adalah teroris."
Jumlah korban tewas pada insiden ini adalah tertinggi dalam serangan tunggal sejak serangan terakhir al Qaidah saat menyerbu sebuah gereja di Baghdad, mengepungnya hingga menyebabkan 44 jemaat, dua pendeta dan tujuh petugas keamanan tewas.
Militan al Qaidah telah meningkatkan serangan terhadap polisi dan tentara Irak sejak pasukan AS mengakhir operasi tempur pada Agustus lalu sejalan dengan rencana penarikan penuh pasukan pada tahun ini.