REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Satuan Tugas pemberantasan Mafia Hukum membantah keras seluruh tuduhan terdakwa kasus mafia pajak,Gayus Tambunan. Satgas juga mengatakan bahwa seluruh tuduhan itu tidak berdasarkan fakta dan mengaburkan masalah mafia pajak dan mafia peradilan yang dilakukannya dengan beberapa pihak lain.
Bantahan disampaikan anggota Satgas, Mas Achmad Santosa saat melakukan konferensi pers terkait tuduhan Gayus Tambunan, di Gedung UKP4, Rabu (19/1). Beberapa tuduhan tersebut, diantaranya, adalah satgas menyuruh Gayus pergi ke Singapura. Hal itu, ditegaskan Ota bahwa tidak benar. "Satgas tidak tahu menahu Gayus akan melarikan diri ke Singapura," kata dia.
Sementara, terkait tuduhan Gayus bahwa dirinya tidak pernah mengungkapkan dari mana asal muasal uang Rp 50 miliar di safe deposit box, dan satgas-lah yang menyebutkan nama bakrie group, juga dibantah keras. Hal itu, katanya, sangat bertentangan dengan data dan fakta yang selama ini sudah muncul dengan sangat jelas di hadapan publik.
Bahkan, kata Ota, Gayus dan kuasa hukumnya, Adnan Buyung Nasution dalam berbagai kesempatan, termasuk di pengadilan, yang menyebutkan tiga perusahaan Kaltim Prima Coal, Arutmin dan Bumi Resources sebagai perusahaan yang telah menyuap dirinya. Termasuk, tambah dia, ketika di Singapura Gayus mengatakan rencananya akan mengungkap masalah tiga perusahaan tersebut di hadapan polisi.
Selain itu, terkait tuduhan bahwa satgas menyarankan Adnan Buyung Nasution sebagai kuasa hukumnya, juga dinyatakan tidak akurat. "Benar bahwa salah satu hal yang menjadi perhatian satgas adalah Gayus perlu didampingi oleh advokat berintegritas yang memiliki komitmen terhadap penegakan hukum dan pemberantasan korupsi agar kasus mafia hukumnya terungkap tuntas," ujar dia.
Karena itulah, jelasnya, dalam pertemuan ketiga dengan Gayus, Satgas menyarankan tidak hanya Adnan, tapi juga Bambang Widjojanto, Alwx Lay, dan Taufik Basari. Gayus sendiri, ucapnya, yang memutuskan untuk didampingi adnan.
Tuduhan terakhir, lanjutnya, yakni terkait tuduhan ada agen CIA yang telah "direstui salah satu anggota satgas", hal tersebut sama sekali tidak benar. Satgas, kata Ota, tidak tahu menahu sama sekali tentang informasi tersebut. "Gayus harus membuktikan kebenaran informasinya yang diterimanya tersebut," tutupnya