REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Produsen otomotif dari Amerika Serikat, PT Ford Motor Indonesia (FMI), mempertimbangkan akan membangun pabrik perakitan di Indonesia dalam jangka panjang. Pertimbangan didasarkan pertumbuhan pasar mobil di Indonesia yang besar, setelah China dan India.
"Saat ini belum ada keputusan untuk membuka manufaktur di Indonesia, tapi untuk jangka panjang kami mempertimbangkannya, karena pertumbuhan (pasar otomotif) yang ada," ujar Presdir FMI, Will Angove, di Jakarta, Kamis (20/1).
Ia mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk membangun perakitan di suatu negara. Menurut dia, selain volume penjualan dan pasar mobil yang besar, pertimbangan lainnya adalah dukungan infrastruktur dan peraturan perpajakan di negara tersebut.
Selain itu, kata dia, perjanjian perdagangan bebas dengan negara lain juga menjadi pertimbangan untuk memudahkan ekspor dan meningkatkan daya saing, serta berapa banyak volume ekspor ke negara lain.
"FMI akan mempelajari kapan fasilitas (perakitan Ford) itu dibutuhkan di Indonesia," ujar Will. Saat ini, diakuinya, mobil yang dipasarkan di Indonesia masih dipasok dari Thailand yang merupakan basis produksi Ford di Asia Tenggara.
Ford menyatakan optimistis tahun 2011 adalah pasar yang kuat bagi Ford. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan otomotif ketiga terbesar setelah China dan India," katanya.
Oleh karena itu, tahun ini pihaknya akan menambah sedikitnya delapan jaringan dealer antara lain di Bogor, Cibubur, Manado, Manokwari, Kudus, Yogyakarta, Tangerang, dan Bekasi. Bahkan gerai di Bekasi dan Tangerang akan menjadi gerai terbesar dengan investasi mencapai sekitar Rp30 miliar termasuk untuk pembelian tanah, pembangunan gedung, serta peralatan.