REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah memiliki sasaran dalam bidang ekonomi pada 2011. Di antara sasaran itu ada yang tercapai dan tidak tercapai. Kegagalan dalam mencapai sasaran itu lumrah dan bukan kebohongan.
"Pada akhir 2011 nanti setelah kita evaluasi, di antara sekian puluh sasaran itu hampir pasti banyak yang dicapai, bahkan lebih dari itu, hampir pasti pula ada yang tidak sepenuhnya kita capai. Itu lumrah terjadi di negara mana pun, dan itu bukan kebohongan," kata Presiden menegaskan.
Presiden menyampaikan hal itu ketika memberi pembekalan dalan Rapat Pimpinan TNI dan Polri 2011 di Balai Samudera, Jumat (21/1). Rapim tersebut dihadiri oleh Panglima TNI Laksamana (TNI) Agus Suhartono, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, dan pimpinan lain.
"Kita menuju ke anggaran berimbang atau balance bugdet, pendapatan yang paling baik sama dengan yang kita belanjakan, negara yang defisitnya besar, banyak yang mengalami krisis, Eropa termasuk AS," ujar Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa pemerintah memiliki sasaran pertumbuhan ekonomi 6,4 persen tahun ini. "Kita ingin inflasi kita pada kisaran 5,3 persen, kita ingin pengangguran kita turunkan menjadi 7 persen," ujar Presiden.