REPUBLIKA.CO.ID, YOGYARKATA - Lokasi bekas rumah juru kunci Gunung Merapi, almarhum Mbah Marijan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi perhatian wisatawan yang berkunjung pascaerupsi Merapi.
"Setiap hari wisatawan yang mengunjungi Dusun Kinahrejo cukup banyak, terutama pada setiap akhir pekan. Memang yang dituju pertama kali saat wisatawan tiba di Dusun Kinahrejo adalah lokasi bekas rumah almarhum Mbah Marijan," kata salah seorang kerabat Mbah Marijan, Surakso Nur Iksan, di Dusun Kinahrejo, Sabtu (22/1).
Anggota Karang Taruna Dusun Kinahrejo yang juga sebagai pemandu wisatawan itu, mengatakan setiap hari ada 500 hingga 1.000 wisatawan yang datang ke dusun ini, mereka tidak saja dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tetapi juga dari luar daerah. "Jumlah wisatawan akan lebih banyak lagi pada setiap hari libur dan akhir pekan," katanya.
Kunjungan wisatawan ke dusun tersebut dikelola para anggota Karang Taruna setempat, baik urusan retribusi masuk, parkir kendaraan, maupun jasa layanan ojek.
Menurut dia, meskipun bekas bangunan rumah Mbah Marijan yang terkena awan panas Merapi sudah tidak tampak, namun lokasi rumah tersebut masih menjadi perhatian utama wisatawan yang berkunjung ke dusun setempat.
"Para wisatawan biasanya langsung menuju ke lokasi bekas rumah Mbah Marijan untuk sekadar berdoa maupun berfoto," katanya.
Lokasi bekas rumah Mbah Marijan diberi garis pembatas dari bambu dan papan kayu dengan tulisan 'Rumah Mbah Marijan', sehingga memudahkan wisatawan mengenali bekas tempat bangunan rumah juru kunci Gunung Merapi yang luluh lantak diterjang awan panas Merapi.
"Wisatawan yang datang ke dusun itu melakukan penanaman pohon penghijauan di bekas halaman rumah Mbah Marijan. Mereka biasanya membawa bibit tanaman keras untuk ditanam di lokasi tersebut," katanya.
Ia mengatakan keluarga Mbah Marijan memang pernah mengimbau kepada wisatawan yang berkunjung ke dusun itu untuk membawa bibit tanaman penghijauan, dan ditanam di lokasi bekas halaman rumah juru kunci Gunung Merapi tersebut.
"Kita berharap kawasan ini segera hijau kembali, setelah ditanami pohon penghijauan yang dibawa wisatawan," katanya.
Sementara itu, salah seorang warga Desa Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY, Poniem yang berwisata ke Dusun Kinahrejo mengatakan sebagian anggota rombongannya membawa sejumlah bibit tanaman keras untuk ditanam di lokasi bekas rumah Mbah Marijan.
"Rombongan kami terdiri 60 orang, sebagian besar membawa bibit tanaman keras untuk ditanam di dekat rumah Mbah Marijan. Bibit tanaman yang kami bawa adalah sengon, randu, dan kelapa," katanya.
Di lokasi bekas rumah Mbah Marijan telah ditanami sejumlah tanaman penghijauan, di antaranya sawo kecik sumbangan dari GBPH Joyokusumo, adik Sri Sultan Hamengku Buwono X.