Senin 24 Jan 2011 17:24 WIB

Kisruh Buku SBY di Tegal, Kemdiknas akan Menyelidiki

Rep: ichsan emrald/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pihak Pemerintah sudah mengirim tim khusus untuk mengecek jejak buku ‘’Pak Beye’’ ini. Hal ini disampaikan Dodi Nandika, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional ketika ditemui Republika, Senin (25/1).

‘’Buku itu baik tapi harusnya menjadi bagian dari pendidikan dan sekarang kami sedang mencermati,’’ tuturnya. Menurut Dodi, tim diterjunkan karena menurut pemberitaan di media, sekolah langsung menerimanya. Padahal harusnya dipertanyakan apa sekolah membutuhkan buku itu atau tidak.

Sejauh ini tim dari Kementerian telah turun ke lapangan atau daerah dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, untuk melihat buku yang masuk Dana Alokasi Khusus (DAK).  ‘’Siapa sebenarnya yang memasukkan itu, lalu apakah ada daerah lain yang melakukan hal serupa?’’ ucapnya.

Meski begitu ia menegaskan, DAK itu bukan berasal dari APBN kementerian pendidikan. DAK itu berasal dari dana Kementerian Keuangan yang langsung diteruskan ke daerah. ‘’Itu semua keputusan daerah, dan mereka yang menentukan,’’ tuturnya.

Akan tetapi ia menganjurkan setiap buku yang diberikan ke anak didik, selayaknya memenuhi syarat dari Badan Standar Nasional Pendidikan. Hal ini sesuai dengan PP no 19 tentang standar pendidikan. Standar ini perlu karena nanti akan menentukan apa buku ini ‘berat’ dibaca untuk siswa. ‘’Buku ini juga akan kita cek isinya dan kualitas kertasnya,’’ ucapnya.

Jika nantinya terbukti kalau ini buku teks maka akan ditarik. Namun, jika yang ditemukan ialah buku pengayaan yang siapapun guru boleh menambahkannya, maka Pemerintah tak wajib menariknya. Buku pengayaan sendiri ialah buku yang bukan bagian struktur kurikulum. ‘’Kalau mengajar guru kan pegang buku teks lalu ada pengayaan dari buku yang lain,’’ paparnya.

Sejauh ini campur tangan pemerintah lebih kepada buku teks yang diperiksa BSNP dan kemudian disahkan buku tersebut, bahkan tertera harganya. ‘’Kalau ternyata pengayaan kita hanya beri himbauan saja,’’ pungkasnya.

Sedangkan pihak penerbitan Remaja Rosdakarya Bandung belum bisa mengklarifikasi soal buku ini. Menurut humas penerbit serial ‘’Pak Beye’’ ini, Toni, mereka baru bisa mengklarifikasi Selasa, (26/1). ‘’Besok bisa langsung mengkonfirmasi dengan Direktur Penerbit langsung,’’ paparnya ketika dihubungi Republika, Senin (24/1).

Menurut bagian produksi penerbitan, Mandan, buku ini telah diproduksi sejak tahun 2009 dan dibuat sebanyak 10 seri. ‘’Kalau soal distribusi saya kurang tahu mas,’’ ungkap Mandan kepada Republika.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement