Senin 24 Jan 2011 18:15 WIB

Desakan Mundur untuk Denny dan Ota Muncul di Daerah

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara, H Chaidir Ritonga menyarankan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera mengganti dua anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. "Sebaiknya Presiden Yudhoyono segera mengganti dua personel Satgas Pemberantasan Mafia Hukum (PMH), yakni Sekretaris Satgas Denny Indrayana dan anggota Satgas Mas Achmad Santosa," katanya di Medan, Senin (24/1).

Secara pribadi, Chaidir Ritonga juga berpendapat, sebaiknya Satgas PMH dibubarkan karena hanya menjadi lembaga "extrajudicial" dan bukan "projudicial", padahal tugas-tugasnya bersentuhan langsung dengan berbagai proses hukum. Keberadaan Satgas PMH, menurut kader Partai Golkar Sumut itu, hanya menyebabkan distorsi kelembagaan dalam penyelesaian kasus-kasus hukum. "Bahkan keberadaan Satgas menimbulkan kisruh," ujarnya.

Yang selama ini dilakukan Satgas PMH, menurut Chaidir Ritonga, cenderung salah kaprah dan masuk dalam wilayah politik. Namun demikian, Chaidir Ritonga mengaku, sangat menghormati respon Presiden Yudhoyono yang masih mengiginkan keberadaan Satgas PMH.

Kalau memang tidak bisa dibubarkan, menurut dia, masih ada opsi lain. "Kalau lembaga itu masih tetap harus dipertahankan, tapi sebaiknya ada reposisi, setidaknya untuk dua personelnya," katanya.

Ia berpendapat, Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa atau Ota merupakan dua personel Satgas PMH yang dinilai tidak layak lagi dipertahankan. "Sebaiknya keduanya diganti demi kebaikan banyak pihak, termasuk demi kondusivitas di Setgab (sekretariat gabungan koalisi partai pendukung pemerintah, red)," katanya.

Bahkan, Chaidir Ritonga menilai, akan lebih elegan lagi jika Denny Indrayana dan Ota mengundurkan diri dari Satgas PMH untuk menjaga nama baik Presiden Yudhoyono dan soliditas setgab, termasuk terkait kader-kader Partai Golkar yang selama ini cenderung dijadikan "sasaran tembak" oleh pribadi keduanya.

Ia juga menilai Denny Indrayana dan Ota cenderung memanfaatkan keberadaan Satgas PMH untuk popularitas pribadi. Chaidir Ritonga juga menyoroti Denny Indrayana yang terkesan mendramatisasi pernyataan Presiden Yudhoyono yang masih menginginkan keberadaan Satgas PMH.

"Denny Indrayana mengutip pernyataan Presiden Yudhoyono yang menyebut 'I always trust you all'. Mungkin benar Presiden menyatakan begitu, tetapi sangat tidak layak dia sampaikan ke publik karena dapat menimbulkan kesan yang tidak baik bagi Presiden. Bisa memperkeruh suasana, termasuk terkait proses penegakan hukum yang tengah berjalan," katanya.

Chaidir Ritonga menilai pribadi Denny Indrayana dan Ota kontraproduktif dengan tujuan Presiden Yudoyono membentuk Satgas PMH. "Saya lihat justru pribadi Denny dan Ota kontraproduktif bagi Satgas, karena lebih mencari popularitas pribadi. Karena itu sebaiknya keduanya segera diganti," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement