REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO – Pemerintah Mesir, Ahad, mengatakan serangan bom terhadap Gereja Kristen Koptik di Alexandria pada malam tahun baru lalu dilakukan oleh kelompok Palestina bernama Army of Islam yang bermarkas di Jalur Gaza. Serangan yang menewaskan 23 orang ini turut dibantu oleh elemen lokal.
“Kami punya bukti keterlibatan mereka dalam merencanakan dan melaksanakan serangan teroris ini,’’ kata Menteri Dalam Negeri Mesir, Habib el-Adli, dalam sebuah pidato.
Juru bicara kelompok Army of Islam (Tentara Islam) mengatakan kepada Reuters di Jalur Gaza bahwa mereka tak punya hubungan dalam serangan di Alexandria, meski menyatakan salut pada pelakunya. Kelompok ini selama ini menganggap pimpinan Alqaida, Usamah bin Ladin, sebagai mentor spiritual.
Menanggapi tudingan Mesir, kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza meminta Kairo untuk membuka bukti-bukti tersebut. Mereka mengatakan Army of Islam hanya menargetkan Israel.
Dalam pidatonya, El-Adli mengatakan Army of Islam bertumpu pada elemen lokal dalam merencanakan serangan. Ia juga menyebut identitas elemen lokal tersebut.
"Ahmed Lotfi Ibrahim Mohammed telah ditahan. Ia mengaku diberi tugas pada 2010 untuk mengawasi tempat-tempat ibadah Kristen dan Yahudi. Ia kemudian mengirimkan gambar Gereja Qideseen di Alexandria kepada Army of Islam,” katanya.
Pemuda berusia 26 tahun ini mengaku telah berkunjung ke Gaza beberapa kali dan terlibat dalam perencanaan serangan.
Serangan terhadap Gereja Kristen Koptik telah memanaskan huubungan dengan Vatikan. Paus Benedictus XVI mengatakan pemerintah negara-negara Muslim tak berupaya cukup untuk melindungi warga minoritas Kristen. Pernyataan ini diprotes Kairo yang kemudian menarik dubesnya dari Vatikan.