REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV – Penyelidikan Israel terhadap insiden berdarah di atas kapal bantuan kemanusiaan asal Turki, Mavi Marmara, pada 31 Mei lalu menyatakan pemerintah dan militer tak bersalah. Hasil penyelidikan ini memicu protes Turki.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi Turkel itu merekomendasikan blokade laut Israel dipertahankan. Hasil penyelidikan ini akan diserahkan kepada tim investigasi PBB.
“Dengan menolak ditangkap, Mavi Marmara telah menjadi target militer,” ujar Komisi dalam laporan setebal 245 halaman, seperti dilaporkan Reuters, Ahad. Sembilan warga Turki tewas dalam penyerbuan militer Israel ke Mavi Marmara.
Komisi Turkel menuduh IHH, lembaga amal Islam asal Turki yang mengoordinasi kapal bantuan Mavi Marmara, merencanakan perlawanan dengan kekerasan ekstrem. Perlawanan ini berhubungan langsung dengan konflik antara Israel dan Hamas yang terjadi saat ini.
Sementara itu, Turki mengatakan terkejut hasil penyelidikan ini. Hasil penyelidikan oleh tim panel mereka yang telah diserahkan kepada PBB September lalu menyatakan blokade laut dan serangan militer Israel terhadap konvoi bantuan menyalahi hukum internasional.
September lalu, tiga penyelidik Dewan HAM PBB menyatakan penyerangan terhadap Mavi Marmara melanggar hukum bantuan kemanusiaan internasional.