REPUBLIKA.CO.ID,Faksi-faksi Palestina menyampaikan kemarahan setelah jaringan televisi al-Jazeera mengutip apa yang disebutnya sebagai ratusan dokumen yang dibocorkan, yang menunjukkan para perunding Palestina siap memberikan konsesi penting kepada Israel dalam perundingan tahun 2008.
Dokumen-dokumen yang diungkapkan oleh jaringan al-Jazeera mengatakan Palestina siap untuk memberi konsesi tentang masalah-masalah penting terkait Yerusalem dan pengungsi.
Tentang salah satu masalah yang paling sensitif, jaringan itu mengutip dokumen-dokumen itu mengatakan Palestina mengusulkan, mengijinkan kawasan yang di dalamnya termasuk masjid tersuci Muslim ke tiga, al-Aqsa, berada di bawah pengawasan sementara internasional, selagi diupayakan perjanjian permanen.
Gerakan Fatah Palestina di Yerusalem termasuk diantara faksi yang marah atas laporan itu. Pemimpinnya Hatem Abdel Khader berbicara lewat radio Palestina.
Abdul Khader mengatakan bahwa kawasan tersebut adalah tempat yang paling penting bagi Muslim Arab di Yerusalem. Menurutnya, tidak seorangpun punya hak untuk menyerahkan tanah itu karena tanah itu suci bagi Islam.
Pejabat-pejabat Palestina telah menyangkal laporan-laporan itu dan menyerukan penyelidikan independen terhadap dokumen-dokumen itu, yang oleh seorang pejabat senior digambarkan penuh kebohongan.
Ketua perunding Palestina pada waktu itu menduga setidaknya sebagian dari dokumen-dokumen itu direkayasa. Amerika, penengah perundingan itu mengatakan tidak bisa menjamin kebenaran dokumen-dokumen itu.
Dokumen-dokumen itu diduga memuat rincian diskusi rahasia antara pejabat Israel, Palestina dan Amerika termasuk beberapa dokumen dimana Palestina katanya siap menyerahkan kawasan besar di Yerusalem dan dua persen kawasan Tepi Barat.
Laporan-laporan tentang dokumen itu telah menyulut frustrasi yang banyak dirasakan warga Palestina mengenai kegagalan Presiden Mahmoud Abbas untuk mencapai perjanjian mengakhiri pendudukan Israel.
Hamas, kelompok militan saingannya yang menguasai Jalur Gaza, hari Senin mengatakan dokumen-dokumen yang dikutip oleh program al-Jazeera menunjukkan kepemimpinan di bawah Presiden Abbas telah menyerah kepada Israel.