REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Suporter sepak bola yang berulah dengan merusak sejumlah kereta api secara tidak langsung telah memperburuk citra PT Kereta Api (PTKA)
"Citra PTKA makin rendah di mata masyarakat karena munculnya anggapan bahwa naik kereta api tidak aman, sering menjadi sasaran amuk massa, khususnya dari suporter sepak bola," kata Humas PTKA Daerah Operasi (Daop) VIII/Surabaya, Sri Winarto, di Surabaya, Selasa (25/1). ''Kereta api tidak salah, tetapi selalu saja menjadi sasaran amukan suporter sepak bola. Mereka melempari kereta api yang lewat tanpa menghiraukan keselamatan penumpang di dalamnya.''
Pernyataan itu menanggapi aksi anarkisme dua kelompok suporter tim sepak bola, yakni Bonekmania (Persebaya Surabaya) dan LA-Mania (Persela Lamongan) di atas kereta api. Persebaya bermain di divisi utama dan Persela berlaga di Liga Super Indonesia. Keduanya merupakan kompetisi di bawah naungan PSSI.
Sejak Senin (24/1) pagi hingga malam, lanjut Winarto, jalan kereta api di sepanjang ruas Babat-Lamongan dipadati LA-Mania yang melakukan aksi penghadangan terhadap Bonekmania yang pulang dari Jakarta. Aksi penghadangan itu dilakukan LA-Mania untuk membalas kematian seorang LA-Mania di tangan Bonekmania yang naik KA Kertajaya dari Surabaya tujuan Jakarta, Jumat (21/1) malam, untuk menyaksikan tim kesayangannya bertanding di Tangerang, Banten, esok harinya.
Penghadangan yang berakhir dengan kegagalan itu diwarnai aksi perusakan dua rangkaian kereta api, yakni KA Barang dari Jakarta tujuan Surabaya dan Kereta Rel Disel (KRD) Bojonegoro-Surabaya. Massa LA-Mania menduga Bonekmania menumpang KA Barang.
Selain itu, KA Kertajaya dari Surabaya tujuan Jakarta sempat tertahan selama beberapa jam di Stasiun Babat karena khawatir jadi sasaran amuk massa yang beringas. "Kami juga telah meminta bantuan polisi untuk mengamankan perjalanan kereta api. Kami juga telah melakukan 'sweeping' kepada para Bonekmania dan LA-Mania," papar Winarto.
Dia juga mengimbau kedua kelompok suporter tersebut tidak menjadikan kereta api sebagai sasaran amuk mereka. "Tolong perhatikan keselamatan jiwa penumpang kereta api yang tidak tahu apa-apa," katanya.
Hingga kini pihak PTKA masih menghitung kerugian material akibat ulah suporter tim sepak bola itu.