Selasa 25 Jan 2011 11:03 WIB

Duh.. Gara-Gara Ulah Anarkis Suporter, Citra PT Kereta Api Jadi Buruk

Polisi berjaga mengamankan stasiun dari aksi anarkis suporter
Foto: Antara/Arief Priyono
Polisi berjaga mengamankan stasiun dari aksi anarkis suporter

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Suporter sepak bola yang berulah dengan merusak sejumlah kereta api secara tidak langsung telah memperburuk citra PT Kereta Api (PTKA)

"Citra PTKA makin rendah di mata masyarakat karena munculnya anggapan bahwa naik kereta api tidak aman, sering menjadi sasaran amuk massa, khususnya dari suporter sepak bola," kata Humas PTKA Daerah Operasi (Daop) VIII/Surabaya, Sri Winarto, di Surabaya, Selasa (25/1). ''Kereta api tidak salah, tetapi selalu saja menjadi sasaran amukan suporter sepak bola. Mereka melempari kereta api yang lewat tanpa menghiraukan keselamatan penumpang di dalamnya.''

Pernyataan itu menanggapi aksi anarkisme dua kelompok suporter tim sepak bola, yakni Bonekmania (Persebaya Surabaya) dan LA-Mania (Persela Lamongan) di atas kereta api. Persebaya bermain di divisi utama dan Persela berlaga di Liga Super Indonesia. Keduanya merupakan kompetisi di bawah naungan PSSI.

Sejak Senin (24/1) pagi hingga malam, lanjut Winarto, jalan kereta api di sepanjang ruas Babat-Lamongan dipadati LA-Mania yang melakukan aksi penghadangan terhadap Bonekmania yang pulang dari Jakarta. Aksi penghadangan itu dilakukan LA-Mania untuk membalas kematian seorang LA-Mania di tangan Bonekmania yang naik KA Kertajaya dari Surabaya tujuan Jakarta, Jumat (21/1) malam, untuk menyaksikan tim kesayangannya bertanding di Tangerang, Banten, esok harinya.

Penghadangan yang berakhir dengan kegagalan itu diwarnai aksi perusakan dua rangkaian kereta api, yakni KA Barang dari Jakarta tujuan Surabaya dan Kereta Rel Disel (KRD) Bojonegoro-Surabaya. Massa LA-Mania menduga Bonekmania menumpang KA Barang.

Selain itu, KA Kertajaya dari Surabaya tujuan Jakarta sempat tertahan selama beberapa jam di Stasiun Babat karena khawatir jadi sasaran amuk massa yang beringas. "Kami juga telah meminta bantuan polisi untuk mengamankan perjalanan kereta api. Kami juga telah melakukan 'sweeping' kepada para Bonekmania dan LA-Mania," papar Winarto.

Dia juga mengimbau kedua kelompok suporter tersebut tidak menjadikan kereta api sebagai sasaran amuk mereka. "Tolong perhatikan keselamatan jiwa penumpang kereta api yang tidak tahu apa-apa," katanya.

Hingga kini pihak PTKA masih menghitung kerugian material akibat ulah suporter tim sepak bola itu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement