REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA--Komunitas Muslim Canberra melakukan aksi sujud syukur setelah pemerintah teritorial Ibukota Australia (ACT) menyetujui kawasan Gungahlin menjadi lokasi masjid kedua di Canberra. Sebelumnya, kawasan yang berada diapit Hinder Street dan The Valley Avenue ditawarkan kepada publik pada April silam. Bak gayung bersambut, Komunitas Muslim Canberra (CMC) segera mengajukan penawaran guna merealisasikan rencana pembangunan masjid baru di Canberra.

Presiden Komunitas Muslim Canberra, Ahmed Borhan, mengatakan jumlah jamaah yang mendatangi masjid Yarralumla terus meningkat hingga memaksa jamaah lain yang tidak bisa masuk ke dalam masjid terpaksa shalat di luar. ''Saya datang ke Canberra tahun 1993. Saat itu jamaah di Masjid Canberra hanya tiga, empat atau lima. Kini jumlahnya berlipat-lipat,''katanya seperti dikutip Canberra Times, Selasa (25/1).

Sejak tahun 2003, Komunitas Muslim Canberra segera mencari lokasi baru mengingat tidaklah mungkin untuk memperbesar atau memperluas bangunan masjid terdahulu. Diawal komunitas Muslim Canberra menemukan lokasi di Nicholls. Akantetapi desakan publik dan pertimbangan lalu lintas tidak memungkinkan dibangunnya masjid di kawasan itu.

Salah seorang Menteri ACT, Jon Stanhope mengatakan pemilihan Gungahlin merujuk pada konsultasi yang intensif antara komunitas Muslim Canberra dengan masyarakat. "Mereka (komunitas Muslim Canberra memiliki jumlah anggota yang sangat besar. Keberadaan masjid baru di pusat kota Gungahlin akan menampung anggotanya di masa depan," papar dia.

Menurut rencana masjid Gungahlin yang akan dibangun memiliki luas bangunan 5390 meter persegi sehingga mampu menampung jamaah sekitar 500 orang. Disamping itu, masjid juga dilengkapi pusat kebudayaan dan area parkir yang luas.

Data Biro Statistik Australia tahun 2006, menunjukkan populasi penduduk Muslim Canberra terus meningkat. Antara tahun 1996 dan 2006, jumlah orang yang mengidentifikasi sebagai Muslim tumbuh 2458-4364. Kemungkinan angka-angka ini akan bertambah mengingat sensus terbaru belum dilakukan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika