Selasa 25 Jan 2011 20:39 WIB

Pemerintah Harus Belajar dari Krisis Politik Tunisia

para demonstran Tunisia
para demonstran Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Guru Besar bidang Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Zaenuddin Djafar, mengatakan krisis politik di Tunisia sebaiknya dijadikan pelajaran bagi pemerintah serta masyarakat Indonesia.

"(Krisis di) Tunisia sebaiknya dapat dijadikan pelajaran bagi pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan pemerintahan yang lebih baik dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)," kata Zaenuddin,  dalam seminar 'Pergolakan Politik di Tunisia dan Implikasi ke Kawasan Timur Tengah' Selasa.

Menurut Zaenuddin terdapat sejumlah faktor pemicu terjadinya kerusuhan di Tunisa. Pembakaran diri seorang sarjana yang menjadi penjual buah bernama Bouazizi karena ekonominya yang terpuruk menurut Zaenuddin hanyalah pemicu kecil kerusuhan.

Selain itu korupsi, kolusi dan nepotisme yang terjadi dalam pemerintahan Ben Ali juga menjadi faktor penyebab masyarakat menjadi jenuh atas pemerintahan yang kotor, ungkap dia.

Menurut Zaenuddin demokrasi yang berjalan kurang lancar dan tertutup di Tunisia membuat masyarakatnya terkekang dan merasa frustasi sehingga ingin melakukan reformasi pemerintahan Tunisia yang korup.

"Jika memandang kepada penyebab reformasi yang hampir serupa dengan pemerintah Indonesia pada orde baru yang digulingkan akibat KKN, Indonesia diharap menjadikan insiden di Tunisia sebagai pelajaran dalam menjalankan negaranya menjadi lebih baik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement