REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Guru Besar bidang Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Zaenuddin Djafar, mengatakan krisis politik di Tunisia sebaiknya dijadikan pelajaran bagi pemerintah serta masyarakat Indonesia.
"(Krisis di) Tunisia sebaiknya dapat dijadikan pelajaran bagi pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan pemerintahan yang lebih baik dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)," kata Zaenuddin, dalam seminar 'Pergolakan Politik di Tunisia dan Implikasi ke Kawasan Timur Tengah' Selasa.
Menurut Zaenuddin terdapat sejumlah faktor pemicu terjadinya kerusuhan di Tunisa. Pembakaran diri seorang sarjana yang menjadi penjual buah bernama Bouazizi karena ekonominya yang terpuruk menurut Zaenuddin hanyalah pemicu kecil kerusuhan.
Selain itu korupsi, kolusi dan nepotisme yang terjadi dalam pemerintahan Ben Ali juga menjadi faktor penyebab masyarakat menjadi jenuh atas pemerintahan yang kotor, ungkap dia.
Menurut Zaenuddin demokrasi yang berjalan kurang lancar dan tertutup di Tunisia membuat masyarakatnya terkekang dan merasa frustasi sehingga ingin melakukan reformasi pemerintahan Tunisia yang korup.
"Jika memandang kepada penyebab reformasi yang hampir serupa dengan pemerintah Indonesia pada orde baru yang digulingkan akibat KKN, Indonesia diharap menjadikan insiden di Tunisia sebagai pelajaran dalam menjalankan negaranya menjadi lebih baik," katanya.