REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Presiden Libanon, Michel Sleiman, Selasa (25/1) mengumumkan calon yang mendapat dukungan dari Hizbullah, Najib Mikati, menjadi perdana menteri negara.
"Presiden memberitahu saya hasil konsultasi dengan parlemen. Mereka sepakat menunjuk saya sebagai perdana menteri," kata pria yang juga menjadi anggota parlemen kepada wartawan di luar kantor Sleiman.
"Saya akan sepenuhnya bekerja sama dengan seluruh Libanon guna membentuk pemerintah baru, yang melindungi persatuan dan kedaulatan negara," tambah Mikati yang sebelumnya pernah pula menjabat Perdana Menteri.
Mikati (55 tahun) mendapat dukungan 68 dari 128 anggota parlemen. Ia telah bertemu Sleiman sejak Senin, setelah Hizbullah menjatuhkan pemerintah persatuan Saad Hariri, yang didukung Arab Saudi dan negara Barat, pada 12 Januari.
Sementara sisa 60 anggota parlemen lain mendukung Hariri untuk memimpin pemerintah pada masa bakti berikut.
Penunjukkan Mikati menyulut kemarahan luas dalam masyarakat Sunni. Mereka memandang penunjukkan itu adalah upaya Hizbullah--yang didukung Iran dan Suriah--menenggelamkan pamor Hariri sekaligus untuk mengambil alih pemerintahan.
Hariri dianggap sebagai pemimpin Sunni ternama. Menurut tata pembagian kekuasaan Libanon, yang rumit, perdana menteri harus seorang Muslim Sunni.