REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA - Dewan kota telah menyetujui pendirian masjid di Temecula, California Selatan. Syaratnya, pendirian masjid tak menganggu lalu lintas di wilayah itu.
Namun kubu penolak masjid yang gugauatannya ditolak, tetap tak puas. Mereka mengupayakan langkah hukum lain untuk membatalkan rencana pendirian masjid.
Melalui organisasi Peduli Warga Amerika, mereka kembali menggalang dukungan. Beberapa warga Muslim yang telah bertukar keyakinan, direkrut untuk melancarkan kampanye anti-masjid.
Salah satunya adalah Mano Bakh, seorang warga negara AS kelahiran Iran yang menolak Islam setelah keluarganya berpindah ke negara itu. Ia mengatakan tetap curiga mengapa begitu banyak ruang yang dibutuhkan untuk menyembah.
"Sebuah bangunan 25 ribu meter persegi untuk kurang dari 150 keluarga, di mana logikanya? Itu memberitahu Anda ada sesuatu di balik rencana itu," kata Bakh. "Ini menurut saya bukan masjid, tapi sebuah pusat radikalisasi."
Sejumlah warga mengirim surat dan petisi kepada Komisi Perencanaan kota mengkritik putusan mereka. Termasuk dalam surat yang dikirimkan adalah sebuah foto yang menunjukkan seseorang Muslim memenggal kepala anak laki-laki 12 tahun, dan kutipan dari Alquran yang menurut mereka mengajarkan kekerasan.
Mereka yang mendukung masjid percaya perdebatan Islamic Center dekat Ground Zero di New York memberikan kontribusi terhadap penolakan ini.
Muslim Temecula bertahun-tahun mengumpulkan dana untuk proyek tersebut. Saat ini mereka beribadah di ruang 15 ribu meter persegi yang terlalu kecil.
Untuk menunjukkan bahwa tak ada ajaran yang di sembunyikan, muslim kota ini menggelar shalat Jumat berjamaah di tempat terbuka. Forum komunitas dan warga juga diundang untuk berbuka puasa di bulan Ramadhan.